Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Profesional

28 September 2010   23:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:53 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_272671" align="alignleft" width="300" caption="Pelantikan Pengurus PGRI Ranting SMP Negeri 2 Kalijambe"][/caption] Seorang guru harus berusaha untuk meningkatkan kualitas diri dan kemampuan siswanya. Oleh karena itu, setiap guru harus bersemangat menulis Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Kegiatan penelitian itu ternyata benar-benar mampu meningkatkan kualitas pendidikan siswa dan gurunya. Bagi siswa, setiap mata pelajaran menjadi begitu mudah dipahami. Dengan demikian, hasil pembelajaran pun meningkat. Ini dapat dilihat dari perubahan pencapaian nilai harian dan ulangan semester. Bagi guru, PTK dapat digunakan untuk mengatasi hambatan pengajaran dan proses pembelajaran. Dengan variasi metode dan media yang digunakan, guru dapat menyampaikan materi pelajaran lebih menarik. Siswa pun pasti lebih bersemangat mengikuti pelajaran. Karena itu, PTK memang sangat bermanfaat bagi seorang guru. PTK dapat bermanfaat untuk menciptakan guru profesional. [caption id="attachment_272673" align="alignleft" width="300" caption="Ketua PGRI Kecamatan Kalijambe, Thoyib, S.PdI.MSi sedang melantik Pengurus PGRI SMP Negeri 2 Kalijambe"][/caption]

Manfaat PTK tidak hanya sebatas itu. PTK menjadi faktor utama untuk meningkatkan karier guru. Saat ini, rerata guru hanya mampu mencapai pangkat golongan IVa atau Pembina. Mereka - para guru - itu dibatasi pada persyaratan karya ilmiah untuk menaikkan pangkat-golongannya. Setiap kenaikan pangkat dari IVa ke IVb dipersyaratkan agar guru memenuhi angka kredit sebanyak 12 poin. Setiap PTK bernilai 4. Artinya, setiap guru harus mampu menyusun minimal tiga buah PTK. Karena dinilai terlalu berat, para guru itu malas melakukan penelitian tindakan kelas. Kegiatan penelitian yang sebenarnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, justru tidak diacuhkan guru. Para guru tidak bergeming meskipun sering mengikuti berbagai penataran dan pelatihan PTK. Maka, jadilah mereka sebagai guru pemalas.

[caption id="attachment_272675" align="alignleft" width="300" caption="Kepala SMP Negeri 2 Kalijambe, Drs. Nanung Hermawan, M.Pd., sedang memberikan sambutan."][/caption]

Itulah inti penyampaian materi sambutan ketika terjadi pelantikan Pengurus PGRI Ranting SMP Negeri 2 Kalijambe pada Selasa, 28 September 2010 kemarin. Pelantikan itu dilakukan oleh Bapak Thoyib, S.PdI.MSi selaku Ketua PGRI Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen. Dari SMP Negeri 2 Kalijambe, tersusun kepengurusan PGRI sebagai berikut. Badan Penasehat (Drs. Nanung Hermawan, M.Pd., Munawir, BA, dan Agustinus Indiyarto, S.Pd.), Pengurus Harian: Ketua dan Wakil (Drs. Sugino dan Drs. Tantri Santoso), Sekretaris (Yusuf, SE, MPd), Bendahara (Darto,SPd), dan Anggota (Johan Wahyudi,MPd, Tatang Johani Asfari,S.Pd, Supriyati, S.Pd., dan Endang Mahmudah,S.Pd.). Selamat mengemban amanah organisasi untuk periode 2010-2015. Semoga Allah memudahkan setiap kesulitan dalam memajukan kualitas pendidikan dan organisasi. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun