Tradisi Makan Pakai Daun Pisang (sumber: Lyndon Pangemanan)
Pernahkan anda mengalami bagaimana rasanya makan beralasakan daun pisang? Sebuah meja panjang di gelar daun pisang kemudian nasi dan lauk di taruh diatasnya kemudian beramai-ramai duduk menyantap makanan yang tersaji. Bayangkan saja keseruan dan suasana yang berbeda bila kita menyantap makanan di warung makan atau restoran. Ya, makan bersama beralaskan daun pisang masih terlihat dilaksanakan oleh masyarakat desa di Kauditan, kecamatan Kauditan Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Kabupaten Minahasa Utara yang kini dipimpin bupati dan wakilnya Vonny Aneke Panambunan dan Joppy Lengkong ini giat mensosialisasikan penggalian nilai-nilai tradisi budaya yang pernah ada di daerah yang dulunya disebut Tonsea (dulunya distrik Tonsea). Menurut keduanya, Miinahasa Utara memiliki tradisi-tradisi yang sudah dilakukan oleh orang-orang tua jaman dulu yang memiliki nilai filosofi yang menjadi semangat dalam kehidupan bermasyarakat.
Ya, salah satu tradiisi itu adalah makan bersama dengan beralaskan daun pisang sebagai pengganti piring. Tradisi ini mengandung makna KEBERSAMAAN DAN PERSAUDARAAN. Yang duduk makan bersama ini tidak memandang derajat apakah ia seorang pejabat penting atau rakyat biasa akan menyatu di seputaran meja duduk bersama sambil menyantap sajian makanan diatas meja. Ciri khasnya juga makan dengan menggunakan tangan pula.Â
Saya anggap tradisi makan beralaskan daun pisang ini juga terdapat di daerah lainnya di tanah air. Masyarakat Sunda Jawa Barat pun agaknya tradisi ini dapat dijumpai sehingga ini jadi ciri khas sebuah restoran di kota Bandung, dimana makanannya tersaji diatas lembaran daun pisang.
Nah, bagaimana di daerah anda? Adakah tradisi makan seperti ini?
Salam Kompasiana.
Manado, 16 Oktober 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H