[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="aksi demo buruh(foto:kompas.com)"][/caption] May Day 2015 besok tanggal 1 Mei 2015 diperingati sebagai hari buruh internasional. Ada rencana besok kaum buruh Indonesia akan berkumpul di Jakarta akan memperingati hari bersejarah ini. Diperkirakan 75000 buruh akan tumpah ruah di seputaran bunderan HI ataukah di depan kantor pemerintah besok. Menurut Presiden RI Joko Widodo, para buruh ini akan mengekspresikan kegembiraannya memperiingati hari buruh dan gerakan aksi ini mungkin menjadi tradisi kumpul-kumpul menyatakan aspirasi buat pemerintah. Memang telah menjadi tradisi tahunan setiap tahun dimana para buruh terkumpul untuk aksi demo dan menyampaikan beberapa tuntutan, antara lain: meminta kenaikan upah, meminta pemerintah untuk merevisi aturan dan kebijakan yang tidak pro buruh dan kadangkala juga meminta pengurangan waktu jam kerja. Bahkan ada wacana yang berkembang dimana ada keinginan para buruh membentuk atau mendirikan sebuah partai. Wacana ini masih mengalami dualisme dimana ada yang pro dan ada yang kontra. Saya berpendapat bahwa perlu juga buruh ini memiliki perwakilan dalam badan legislatif agar nantinya perwakilan ini akan memperjuangkan peraturan dan kebijakan pemerintah yang pro kaum buruh. Agaknya selama ini wakil rakyat kurang memperhatikan nasib para buruh. Kondisi ini menyebabkan para buruh mengalami keterpurukan dalam kehidupan perekonomian keluarganya karena upah yang mereka terima dibawah angka kelayakan upah minimum. Harus diakui bahwa peranan para buruh sangat penting bagi pengusaha karena tanpa buruh bagaimana pengusaha ini akan mengoperasikan kegiatan usahanya. Seringkali kita melihat banyaknya buruh kita lebih suka bekerja menjadi TKI di negara asing seperti Timur Tengah, Hongkong, Taiwan, Singapura, Malaysia dan Amerika Serikat. Di negara asing ini para buruh menerima upah yang lumayan namun disisi lain ada juga buruh yang mengalami perlakuan yang tidak baik dari majikan tempat dia bekerja. Buruh di Indonesia bekerja di pabrik-pabrik rokok, tekstil, pembangunan perumahan, pertokoan dan pertanian/perkebunan, industri, pertambangan, dan lain-lain usaha. Nasib buruh memprihatinkan, apalagi buruh tani yang dilaporkan masih disebut buruh tani miskin. Kondisi keberadaan para buruh di Indonesia hendaknya menjadi perhatian instansi terkait misalnya Kementerian Tenaga Kerja dan Industri agar dicarikan solusi untuk lebih diperhatikan tingkat kesejahteraan hidup dan keluarganya. Buruh yang menjadi mitra pengusaha seharusnya saling mengisi satu dengan yang lain agar semua akan berhasil dan sukses. Buruh yang dijamin akan kehidupan perekonomian keluarganya akan berdampak positif dimana kinerja buruh akan meningkat sehingga produktivitas produksi usaha diharapkan akan meningkat pula. Para pengusaha hendaknya mempersiapkan dan selalu mendorong para buruh meningkatkan ketrampilannya dengan memberi kesempatan pelatihan, memberikan jaminan keselamatan kerja melalui asuransi tenaga kerja atau mendaftarkan tenaga kerja ini di asuransi Jaga Diri bahkan bila memungkinkan buruh ini dijamin masa tuanya dengan pensiun. Buruh merupakan potensi sumberdaya manusia kita yang perlu diperhatikan jaminan kehidupannya agar layak dan semua itu perlu diatur dalam aturan yang berlaku. Pemerintah juga hendaknya memperhatikan kebutuhan akan tempat tinggal yang layak bagi kaum buruh dan ini yang sudah dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo. Seandainya niat buruh untuk mendirikan sebuah partai maka itu wadah mereka mengembangkan pemikiran-pemikiran yang tertuju bagaimana buruh akan memperoleh jaminan kehidupan yang layak di dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Buruh adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak hidup dan berkarya dan membangun bangsa juga. Melalui wadah partai ini mereka dapat dipersatukan persepsi menuju kehidupan buruh yang lebih baik dari hari ini. Bersatulah para buruh Indonesia..berkaryalah demi kemajuan bangsa tercinta, Indonesia. Selamat memperingati Hari Buruh Internasional. Salam Damai. Salam Kompasiana. Manado, 30 April 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H