Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Introduksi Tanaman Sorgum di Minahasa Utara

13 Mei 2015   00:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:06 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_365654" align="aligncenter" width="960" caption="petani dan tanaman sorgum(sumber:fb-agnitjerumambi)"][/caption]

Membaca kata "sorgum" kita akan membayangkan suatu tanaman makanan ternak yang berasal dari benua Australia. Memang tanaman sorgum ini sejenis tanaman sereal yang ditanam untuk menjadi pakan ternak.

Sorgum merupakan salah satu jenis serelia yang mampu beradaptasi tumbuh di lahan kering maupun basah, lahan gambut, lahan berkapur dan lahan bersifat fotoremediasi (bekas tambang). Olehnya dapat dikatakan pula, sorgum berpotensi untuk membangun kedaulatan pangan melalui pangan lokal.

Mengapa sorgum berpotensi sekali sebagai pangan lokal masa kini? Tentu tidak lain karena sorgum memiliki keunggulan pada kandungan gizinya dibandingkan tanaman serelia lainnya. Kandungan gizi yang cukup pada sorgum yaitu protein (11% per 100 gram) dan karbohidrat (73% per 100 gram). Artinya sorgum cukup berpotensi sebagai sumber pangan pokok alternatif selain beras, jagung, maupun gandum.  Tak hanya itu, kandungan vitaman yang banyak terdapat dalam biji sorgum antara lain adalah niacin, riboflavin, dan thiamin sangat penting sebagai antioksidan.

Beberapa keunggulan sorgum, yakni mengandung senyawa fenol (seperti flavanoid). Senyawa ini dapat menghambat perkembangan sel-sel tumor dan kanker, bersifat menurunkan kolesterol dan sebagai senyawa antioksidan. Keunggulan lainnya adalah bebas gluten, sehingga sangat cocok untuk para penderita diet bebas gluten, seperti penderita autis dan celiac disease (sejenis penyakit yang alergi terhadap gluten). Sorgum juga cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes, karena zat tepung dan gula pada biji sorgum dapat dicerna oleh tubuh lebih lambat daripada serelia lainnya.

[caption id="attachment_365653" align="aligncenter" width="387" caption="enci Itje dgn sorgum nya (sumber: Facebook Agnitje Rumambi)."]

14314513061714570550
14314513061714570550
[/caption]

Keunggulan inilah yang menjadikan daya tarik petani Minahasa Utara, khususnya di desa Winetin untuk mencoba menanam sorgum sebagai pangan alternatif selain padi, jagung dan ubi kayu yang lazim di tanam di daerah tersebut.

Keunggulan itulah yang mungkin menginspirasi enci Itje, sapaan akrab Dr Ir Agnitje Rumambi, MS untuk memperkenalkan tanaman ini kepada masyarakat petani di desa Winetin, Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara.

Semenjak diperkenalkan tahun 2010 lalu, petani desa Winetin membentuk kelompok tani bernama "Mandiri" dan menanam sorgum dan memanfaatkan sorgum ini sebagai bahan pangan alternatif dan tepungnya di jadikan bahan baku pembuatan kue oleh para ibu petani di desa itu.

Sehubungan dengan blog competition kompasiana gerakan "dayakan Indonesia", saya orbitkan sosok perempuan yang dijuluki "Putri Sorgum" Minahasa Utara yaitu Dr.Ir.Agnitje Rumambi, MS. Kemana pun ia pergi di wilayah Kabupaten Minahasa Utara, sebagai staf dosen Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi dalam menjalankan misi Tri Dharma Perguruan Tinggi, salah satunya kegiatan pengabdian kepada masyarakat maka panggilan "Putri Sorgum" selalu menggema dalam setiap kehadirannya di tengah-tengah masyarakat khususnya petani Minahasa Utara.

Upaya yang sudah dilakukan enci Itje, yang kini dipercaya menjabat Kepala Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi terhadap masyarakat petani binaan di desa Winetin ini merupakan sumbangsih yang patut di apresiasi. Sosok yang telah membawa dan memperkenalkan tanaman sorgum kepada petani ini menjadi inspirasi bagi individu lainnya untuk mengikuti jejaknya dimasa mendatang. Menanam tanaman ini berarti masyarakat petani akan menunjang program pemerintah dalam menciptakan ketahanaan pangan, kedaulatan pangan dan menyediakan pangan alternatif bagi masyarakat.

Selain itu, aktivitas ini merupakan pemberdayaan sumberdaya alam lahan yang sering menjadi "lahan tidur" di bawah areal tanaman kelapa. Pemberdayaan potensi masyarakat petani pedesaan dalam upaya lebih meningkatkan produksi dan sekaligus meningkatkan pendapatan bagi keluarganya.

[caption id="attachment_365655" align="aligncenter" width="960" caption="enci Itje dgn hasil panennya (sumber:fb-agnitjerumambi)"]

14314520421943654778
14314520421943654778
[/caption]

Semoga informasi ini bermanfaat dalam upaya pemberdayaan potensi sumberdaya lahan sekaligus pemberdayaan lahan dan petani mengusahakan sorgum sebagai bahan pangan alternatif di wilayah kecamatan lainnya di Minahasa Utara khususnya dan seluruh tanah air pada umumnya.

Salam Kompasiana.

Manado, 13 Mei 2015.

Bahan bacaan:

-http://www.jitunews.com/read/12678/sumber-pangan-lokal-masa-kini-itu-bernama-sorgum#ixzz3Zw9d7zdD

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun