Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Nama Keren Bikin Kita Ketakutan

28 Januari 2020   10:05 Diperbarui: 28 Januari 2020   11:26 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Virus Corona saat ini menjadi buah bibir masyarakat dunia. Hampir semua media memberitakan virus berbahaya yang melanda kota Wuhan, ibukota provinsi Hubei, China. Kota yang berpenduduk sekitar 11 juta orang ini nampak seperti kota mati padahal sebelumnya kota ini dikenal sebagai kota yang ramai dan termasyur dengan jajanan ekstrimnya antara lain daging kelelawar.

"Virus Corona merupakan penyakit zoonosis. Artinya, mereka disebarkan ke manusia dari hewan. Pasar-pasar yang menempatkan manusia dengan hewan mati atau hidup di tempat yang sama dapat menjadi kondisi dimana virus mudah tersebar" tulis kompas.com.

Menarik yang dikemukakan Wildlife Conservation Society yang dikutip Business Insider bahwa pasar hewan hidup yang diatur dengan buruk, di campur dengan perdagangan satwa liar ilegal menjadi peluang bagi virus untuk menyebar dari inang satwa liar ke populasi manusia. 

Begitu juga Bart Haagmans di Pusat Medis Erasmus Rotterdam Belanda menyatakan bahwa kelelawar dan burung dianggap sebagai spesies reservoir untuk virus dengan potensi pandemi.

Bila ditelusuri dari sejarah virus corona ditemukan oleh sekelompok ahli pertama kali pada tahun 1968. Kata "corona" pertama kali diperkenalkan oleh sejumlah ahli virologi dalam sebuah artikel berjudul Coronavirus pada Jurnal News and Views pada 1968. 

Dalam artikel itu disebutkan bahwa virus berbentuk bulat ini banyak ditemukan pada unggas dan tikus. Bila merujuk pada keluarga virus, corona masuk dalam subfamily orthocoronavirinae dalam keluarga coronovindae. Nama coronavirus berasal dari bahasa Latin "corona" dan Yunani "korone" yang bermakna mahkota atau lingkaran cahaya.

Wujud khas virus ini yang memiliki permukaan yang bulat dan besar memperlihatkan penampilan yang mengingatkan pada "corona matahari". Bentuk ini tercipta oleh peplomer viral spike yang merupakan protein yang mengisi permukaan virus.

Jadi, virus corona ini memang memiliki nama yang bagus namun ternyata virus ini berbahaya dan membuat manusia merasa takut. Makna nama virus ini "mahkota" atau lingkaran cahaya namun bila tertular pada manusia dan tak teratasi dapat menyebabkan kematian.

Oleh sebab itu, pemerintah menganjurkan agar kita mewaspadainya. Selain itu, ada tips menghindari terkena virus ini antara lain tidak berinteraksi dengan mereka yang terkena virus, budayakan hidup bersih dan sehat, menggunakan masker serta biasakan meminum air jernih agar kerongkongan tetap basah.

Manado 28012020.

Sumber: kompas.com; tagar.id; 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun