Artileri adalah istilah umum tentang kesenjataan (persenjataan) atau pengetahuan kesenjataan dan pasukan serta persenjataan sendiri yang berupa senjata-senjata berat jarak jauh.
Konon, istilah artileri berasal dari bahasa Perancis artillerie digunakan untuk menyebut alat berat apapun yang menembakkan proyektil di medan perang. Kerap juga dipakai untuk menggambarkan tentara yang tugasnya menjalankan alat alat tersebut.
Artileri merupakan bentuk persenjataan darat paling mematikan dan paling efektif dalam perang Napoleon. Ketika terjadinya Perang Dunia I dan II sebagian besar kematian disebabkan oleh pertempuran artileri. Bahkan Josep Stalin pernah mengatakan bahwa artileri itu Dewa Perang.
Kapan artileri ini masuk ke wilayah Nusantara? Sejarah menulis yaitu pada saat invasi kerajaan Mongol Yuan tahun 1293. Waktu itu tentara Mongol membawa meriam-meriam yang kemudian di tiru orang-orang Majapahit menjadi Cetbang. Senjata meriam yang diisi dari belakang dan memiliki panjang 1-3 meter. Cetbang ini digunakan Majapahit dalam menaklukkan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Runtuhnya Majapahit cetbang diganti dengan meriam pengisian depan yang bernama Lela dan Rentaka.
Ada juga sistem artileri medan atau lapangan dengan fungsi utama: komunikasi, perintah, pengendalian, penghitungan data penembakan, unit penembak, layanan spesialis dan jasa logistik. Â
Nah, itulah gambaran sekilas artileri jadul.
Saat ini di Indonesia, TNI AD kita memiliki 3 persenjataan canggih yaitu Meriam Caesar 155, Roket ASTROS dan Meriam GS M109.
Pertama, artileri merupakan persenjataan yang terus berkembang sejak jaman dulu hingga kini. Senjata itu buatan manusia dan dikendalikan manusia. Tanpa manusia artileri itu tidak berarti apa-apa alias benda mati. Umumnya persenjataan canggih itu dibeli dari luar negeri yang menimbulkan pertanyaan, kapan negeri kita memproduksi sendiri?