Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Sekilas Sosok Penulis Minahasa: Marius Ramis Dajoh

20 Agustus 2019   09:38 Diperbarui: 20 Agustus 2019   10:12 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soekarno dan M.R.Dajoh(sumber:bode-talumewo.blogspot.com)

Memanasnya situasi Papua akhir akhir ini sehingga menjadi "buah bibir" masyarakat menginspirasi saya menulis artikel ini. Saya teringat dengan sebuah karya pengarang kelahiran Airmadidi, Minahasa Marius Ramis Dajoh yaitu "Patriot Irian Damai".

Adalah menarik kata pendahuluan buku ini oleh Prof Dr Prijono "Tiga buah kata yang dipandang sepintas lalu kelihatannya tak ada hubungan satu sama lain. Buku karangan Dajoh, jika kita baca dan tahu bahwa yang dimaksud dengan Patriot itu adalah Bung Karno".

Lebih lanjut, Prijono menulis "Sebab kita telah mengetahui bahwa Bung Karno bukan hanya seorang patriot, akan tetapi patriot yang gila kepada Irian Barat, patriot yang selalu mengobar-ngobarkan semangat kita untuk berjuang terus sampai saudara-saudara kita di Irian Barat beserta tanah mereka masuk ke dalam wilayah Republik Indonesia. Hal tersebut berarti kebebasan mereka dan tanah mereka dari segala macam penjajahan dan kehidupan mereka dalam suasana kemerdekaan dengan wilayah Indonesia lainnya..."

Ini mengingatkan kita bangsa Indonesia menyadari dan memahami bahwa Papua (dulu Irian Barat)adalah bagian wilayah NKRI dimana masyarakat nya adalah juga saudara-saudara sebangsa dan se tanah air yaitu Indonesia.

Nah, saya kembali ke topik. Siapakah sosok Marius Ramis Dajoh yang lebih di kenal dalam buku-bukunya di tulis M.R.Dajoh?

M.R.Dajoh adalah sosok dari salah seorang pengarang asal Minahasa. Pernah jadi anggota redaksi majalah "Kawanua" yang berdiri pada pertengahan tahun 1956 di Jakarta. Majalah kawanua yang diterbitkan bulanan ini bertujuan ingin mendorong mereka yang lahir di Minahasa secara khusus dan secara umum orang Indonesia untuk berpikir secara kritis dan progresif di setiap bidang kehidupan demi kepentingan kemajuan negara dan masyarakat Indonesia.

Pernah menjadi guru Angkatan Baru Menteng 31 di Jakarta dan guru "Sekolah Ambon" yaitu sekolah anak-anak militer di Bondowoso. Selain jadi guru, Dajoh mengembangkan kemampuannya menulis sebagai pengarang.

Dajoh pernah menjadi Pegawai Tinggi pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Ia pensiun dari Lembaga Adat Istiadat dan Cerita Rakyat, Direktorat Jenderal Kebudayaan pada tahun 1966.

Pada tahun 1968 ia memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Sawerigading, Sulawesi Selatan.

Konon, di jaman kolonial, sebagai penulis Dajoh kerap menulis tentang kelaparan dan kemelaratan. Tulisan-tulisannya itu di sebar luaskan oleh De Jonge dan dibaca kalangan pegawai Pangreh Praja melalui para gubernur, para residen, para bupati dan para camat. Akibat tulisan-tulisannya ia dimusuhi pemerintah kolonial.  

Suatu hal yang perlu kita ketahui, bahwa syair lagu pemilu 1955 ditulis oleh M.R.Dajoh. Inilah syair lagu itu :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun