engkau bunga bukan sembarang bunga, Â penghuni puncak gunung yang mempesona, menghias tebing tebing terjal yang kerap diselimuti kabut.
engkau menjadi pengobat rindu dan lelah, insan-insan pendaki gunung yang haus keindahan alam, insan-insan belia pecinta ciptaan Tuhan.
engkau jadi simbol keabadian karna usia mekar mu boleh hingga sepuluh tahun, dapat ditemui di puncak tertinggi sulawesi utara, puncak tamporok gunung klabat, seribu sembilan ratus sembilan puluh lima meter diatas permukaan laut, mampu bikin jurnalis tribun manado fransiska noel "mengecup"mu ketika memandang pesona indah mu di puncak gunung itu,
engkau memang memesona bumi, menjadi sorotan pemerhati lingkungan karena ke langka an mu, menghias prangko negeri ini, menghias koin-koin ciptaan negara swiss dan mulai langka di jajaran pegunungan eropa,
engkau masih ada di gunung pangrango, gunung bromo, gunung soputan dan gunung klabat serta gunung-gunung di negeri ini.
engkau kerap jadi buah tangan pendaki, dikeringkan, di pamerkan kemana-mana.
engkau memang bukan bunga sembarang bunga, dalam tubuhmu terkandung zat yang dapat menjanjikan jadi obat anti kanker payudara, bahan obat-obatan dan kecantikan kulit, mengapa kau tak di berdaya kan sebagai sumber devisa negara?
engkau memang perlu dijaga dan dilestarikan, di puncak-puncak indah mempesona, munculkan larangan untuk di petik sembarangan, agar engkau tetap abadi dan tetap lestari..
engkaulah bunga abadi ku, edelweis.............
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H