Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang nampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi nampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah ke horizon pada saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.
Nyiur melambai adalah istilah yang menggambarkan daerah Sulawesi Utara.
Pelangi adalah suatu kata yang melukiskan keindahan warna yang terlihat oleh mata. Kata yang menginspirasi penyair menuliskan keindahan fenomena alam dengan warna warni yang berbeda namun indah.
Keindahan pelangi jadi gambaran simbol suatu masyarakat yang hidup di suatu daerah tertentu, misalkan masyarakat Sulawesi Utara.
Masyarakat Sulawesi Utara adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan golongan yang menjalani kehidupan bersama dan selalu mengedepankan sikap toleransi yang tinggi, kerukunan dan menghargai perbedaan sebagai suatu potensi.
Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokamber dalam setiap kesempatan bertemu dengan masyarakatnya selalu mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kebersamaan dan kerukunan. Meskipun Sulawesi Utara memiliki masyarakat majemuk namun tetap hidup rukun dan damai.
Terciptanya kehidupan yang indah rukun dan damai ini atau terjaganya toleransi antar umat beragama di Sulawesi Utara tidak lepas atas dukungan yang optimal peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) dan BKSUA (Badan Koordinasi Antar Umat Beragama) di daerah ini.
Selain itu, Sulawesi Utara memiliki semboyan semangat yang dikenal "Torang Semua Basudara"(TSB).(Kita Semua Bersaudara). TSB adalah kearifan lokal masyarakat Sulawesi Utara yang ciri khas utamanya Keterbukaan. Sikap keterbukaan ini nampak dari saling menghargai, tolong menolong atau saling bantu membantu. TSB bukan untuk menyatukan perbedaan atau untuk menyatukan keragaman, namun untuk MENGAKUI dan MEMAHAMI bahwa PERBEDAAN adalah hal yang indah dan mengandung nilai-nilai kehidupan.
Sejarah mencatat bahwa bangsa yang maju dalam berbagai kehidupan adalah bangsa yang menghargai perbedaan.
TSB memperlihatkan suatu kerukunan tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Perorangan, organisasi sosial dan kemasyarakatan , tokoh masyarakat, tokoh agama semua berperan serta, berpartisipasi aktif dan bersatu memelihara dan menjaga kerukunan, persaudaraan dan kebersamaan. Masyarakat menyadari sepenuhnya bahwa perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan dan pelbagai perbedaan lainnya bukan ancaman untuk hidup bersama. Tidak ada untungnya jika mengancam dan merasa terancam dengan perbedaan. Di dunia mana pun tidak ada yang sama persis, bahkan yang kembar pun tetap berbeda karena manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sejumlah perbedaan di dalam dirinya.
itulah sebabnya Manado sebagai ibukota Sulawesi Utara menjadi kota paling toleran di Indonesia.