Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demo Itu Hanya Buang-buang Energi

11 Mei 2019   10:13 Diperbarui: 11 Mei 2019   10:27 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
megapolitan.kompas.com

Saya anggap bahwa demo yang dilakukan oleh kelompok tertentu yang diinisiasi oleh tokoh tertentu adalah tindakan pembuangan energi. Para pendemo dengan jumlah ratusan bahkan ribuan ini tidak menyadari bahwa mereka dijadikan alat hanya untuk kepentingan individu tertentu. Mereka bagaikan pion-pion yang di korbankan pemain catur agar dapat memenangkan pertandingan. 

Setuju tidak?

Boleh ya boleh tidak. Tergantung anda pada posisi pro atau kontra soal demo.

Memang melakukan demo itu diperkenankan oleh aturan yang berlaku. Ada aturan main yang legal. Ada jaminan keamanan asalkan dilakukan sesuai koridor hukum. Demo juga ada tata tertibnya. Pedemo berjalan tertib menuju suatu tempat, berkumpul dan menampilkan tuntutan dalam bentuk poster dan orasi. Demo damai.

Persoalannya, kadang demo disusupi pihak ketiga yang kerap bermuara pada rusuh, tindakan anarkis yang berdampak merugikan pendemo, masyarakat yang dilewati bahkan aparat keamanan. Kalau kondisi ini terjadi semua pihak jadi korban dan ini boleh di bilang suatu kesia-siaan. 

Saya anggap melakukan demo dengan pengerahan masa yang besar punya risiko tinggi. Penginisiasi demo seakan tidak peduli apapun yang terjadi yang penting tujuannya mau menunjukkan "pencitraan diri" sebagai tokoh yang memiliki masa itu tercapai.

Demo mengumpulkan masa seperti ini di masa lalu terbukti memang berhasil. Keberhasilan itu karena memang dasar argumen pendemo itu memiliki dasar yang hakiki terhadap keinginan mayoritas rakyat. Namun saat ini rakyat semakin memiliki kesadaran yang tinggi untuk bertindak. Rakyat mayoritas lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, bukan hanya kepentingan kelompok tertentu atau kepentingan sesaat. 

Manusia Indonesia adalah manusia yang berbudi pekerti luhur yang tinggi. Sikap perilaku yang saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lain seyogyanya menjadi sikap dan prilaku yang di ke depan kan saat ini. Hindari sikap perilaku yang merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang nyaman dengan meremehkan pihak lain, ketidak- percaya an terhadap bangsanya sendiri, memfitnah, menyebarkan kebohongan, dan menghasut kelompoknya untuk membenci. Ini bukan jaman nya lagi. Ini justru jaman membangun.

Tindakan yang tidak terpuji seperti ini merusak persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. 

D isisi lain, saya salut dan bangga kepada penginisiasi suatu demo. Mampu mengorganisir dan mengumpulkan orang-orang yang rela berlelah di terik mentari. Itu tidak mudah namun ternyata dapat di lakukan. Luar biasa!!!

Saya percaya dan optimis segala upaya yang akan memecah persatuan dan kesatuan bangsa akan di atasi oleh aparat keamanan bahkan seluruh komponen rakyat di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun