Gubernur Sulut Dr Sinyo H Sarundayang melepas peserta pawai takbiran di Manado (sumber: topiksulut.com)
Kamis malam (16/7) di lapangan kantor Gubernur Sulut berlangsung acara pelepasan parade pawai malam takbiran oleh Gubernur Sulawesi Utara Dr Sinyo Harry Sarundayang.Acara yang sangat dinanti-nantikan umat muslim jelang hari raya Idul Fitri ini, turut dihadiri Wakil Gubernur DR. Djouhari Kansil, M.Pd, Walikota Kota Manado, G.S Vicky Lumentut, Kapolda Sulut Brigjen Pol Wilmar Marpaung dan Anggota Forkompinda lainnya serta pejabat Eselon II di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara ini.
"Sebagai bentuk toleransi antar umat beragama dan simbol pemimpin yang netral" tulis Christian Maseo dari Topiksulut.com. Inilah yang menjadikan daerah ini dikenal secara nasional dengan tingkat kerukunan antar umat beragama yang tinggi, yang senantiasa di aktualisasikan dalam aspek kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan negara di bumi Toar Lumimuut.
Slogan populer dengan istilah Torang Samua Basudara menjadi dasar utama pijakan pemerintah dan masyarakat Sulawesi Utara untuk menciptakan suasana rasa kekeluargaan dan harmoni diantara sesama pemeluk agama di daerah ini.
Kepada seluruh umat Islam di Tanah Toar-Lumimuut ini, Gubernur Sulawesi Utara dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada seluruh umat Islam di Sulut yang telah berhasil melalui momentum bulan puasa ini dengan baik, aman dan tertib.
“Saya selaku Gubernur Sulut mengucapkan selamat kepada seluruh Muslimin dan Muslimah yang ada di Sulut atas hari kemenangannya” ucap Sarundajang.
Gubernur Sarundayang ketika menyampaikan sambutan pelepasan pawai takbiran 2015(sumber:topiksulut.com)
Dalam kesempatan itu pula Sarundajang berharap agar prosesi pawai malam takbiran kali ini bisa berlangsung dengan baik, dan mampu menjaga keamanan.
“Kiranya kita bersama bisa menjaga malam ini dengan baik dan aman, serta saya berharap kiranya pawai takbiran ini bisa dimaknai sebagai ajang persatuan dan kesatuan dalam menjalin rasa silahturahmi antar sesama anak bangsa dan sesama masyarakat yang menjunjung tinggi kerukunan dan kedamaian.
“Momentum ini juga patut dijadikan tradisi keagamaan yang mampu memperkaya khasana peringatan Idul Fitri,” kata Gubernur.
Tidak lupa Gubernur juga kepada swluruh umat Islam di Sulut menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin atas segala kekhilafan dan kesalahan yang dilakukan selama dirinya memimpin Provinsi Sulawesi Utara.