kompasianers bersama Presiden RI (sumber: kompasiana.com/Gunawan)
Saya tergerak untuk membuat catatan ringan sesudah terjadi peristiwa "maksi" antara kompasianer dengan Presiden RI Joko Widodo tanggal 19 Mei lalu. Catatan ini ditujukan bagi admin dan juga para kompasianer dimanapun berada. Catatan ini juga merupakan kelanjutan artikel saya "2 Kejutan Kompasiana" dan semoga dapat dijadikan bahan perenungan dan diskusi kita.
Saya berpikir bahwa setiap pemimpin memiliki cara tertentu untuk dilakukan sebagai tindakan yang akan dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya menemukan cara menjalankan roda organisasi yang dipimpinnya. Seorang pemimpin mengetahui persis apa yang menjadi keinginan orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin mengetahui persis suatu semboyan lama yang menyatakan bahwa"pena lebih tajam dari pada pedang" (Napoleon Bonaparte). Seorang pemimpin punya cara meredam sesuatu gejolak yang akan terjadi apabila dia tidak menemukan cara pendekatan tertentu kepada kelompok yang sangat berpengaruh terhadap eksistensinya sebagai seotang yang sedang memimpin. Seorang pemimpin harus menemukan cara pendekatan yang ampuh dalam berbagai bentuk sesuai kata hatinya maupun saran dan usul orang terdekatnya.
Saya menduga undangan maksi para kompasianers di Istana Negara pasti memiliki tujuan tertentu. Saya tidak tahu pasti tujuannya dan itu pasti dirasakan dan diketahui para kompasianer yang hadir disana. Waktu yang disediakan 2 jam bersama pak Joko Widodo adalah waktu yang cukup panjang dan baik untuk berdialog dan berdiskusi apa saja sesuai topik arahan moderator. Kesempatan 2 jam ini sangat berguna apabila para kompasianer memiliki konsep dalam catatan khusus yang disiapkan untuk Presiden. Apakah yang menjadi sorotan singkat para kompasianer terhadap kebijakan yang dilakukan Pemerintah RI dalam menanggulangi persoalan bangsa dan negara dari aspek sosial budaya, politik, hukum, hankam. Semuanya disajikan secara ringkas dan di beri catatan solusi dari pihak kompasianer.
Saya bukan bermaksud menggurui dalam tulisan ini. Saya hanya mengembangkan pemikiran dan konsep berpikir dan ingin memberikan masukan yang bisa diterima ataupun di tolak. Sebagai salah seorang warga negara yang mencintai dan juga seorang kompasianer di Kawasan Timur Indonesia saya tergerak sumbangsih pemikiran khususnya buat admin dan teman-teman kompassianer.
Berdasarkan pengalaman barusan dimana kepedulian Presiden Joko Widodo terhadap warga Kompasiana merupakan angin segar bagi perkembangan dan kemajuan Kompasiana di masa depan. Mungkin ada kelanjutannya dan inilah maksud saya agar Admin dan Kompasianer sudah mempersiapkan konsep yang sewaktu-waktu di butuhkan siap saji di hadapan Presiden.
Ribuan artikel dengan bahasan dari berbagai sudut pandang kompasianers sejak berdirinya hingga kini merupakan potensi modal dasar bagi admin atau pengelola kompasiana dalam mengedit dan menerbitkan banyak buku yang sangat bermanfaat bagi pembangunan saat ini. Di kompasiana bahasan soal politik, hukum, sosbud dll sangat tersedia dan itu dapat dijadikan latar belakang konsep pembangunan yang di butuhkan oleh pemerintah. Pemerintah saat ini jelas sangat membutuhkan "konsep" yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk dijalankan dalam menunjang roda pembangunan nasional. Olehnya, mungkinkah admin atau pengelola kompasiana merekrut beberapa personil kompasianer sebagai relawan dalam mempersiapkan tulisan-tulisan tersebut?
Selanjutnya, sudah saatnya kita sebagai kompasianer ikut serta berpartisipasi aktif menyumbangkan karya-karya tulisan yang konstruktif yang dapat dijadikan latar belakang pemikiran para peneliti di kampus-kampus yang ada di Indonesia. Saya selama ini mencermati tulisan-tulisan kompasianer yang sarat akan ide dan gagasan yang sebenarnya itu sangat berguna untuk dikembangkan secara ilmiah.
Saat ini yang mendesak dan dibutuhkan Pemerintah adalah konsep dan pemikiran bagaimana meningkatkan pendapatan masyarakat ekonomi lemah, bagaimana mengurangi angka tingkat kemiskinan masyarakat, bagaimana cara untuk mengurangi terjadinya tindakan korupsi di tanah air, bagaimana memberdayakan potensi SDA dan SDM demi kesejahteraan masyarakat dan masih banyak lagi persoalan yang jadi masalah yang memerlukan solusinya.
Semoga catatan ringan ini bermanfaat dan dapat ditanggapi serta dilengkapi para kompasianers dan juga oleh admin kompasiaana. Saya optimis kehadiran kompasianer dalam era kini merupakan potensi sumber daya manusia pembangun bukan hanya menulis namun dapat berkarya melaksanakan program kerja nyata dengan bekerja, bekerja dan bekerja!!!
Salam Damai. Salam Kompasiana.