Mohon tunggu...
Johani Sutardi
Johani Sutardi Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan Bankir Tinggal di Bandung

Hidup adalah bagaimana bisa memberi manfaat kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pakaian Militer, Seragam Baru yang Ditunggu-tunggu

9 Februari 2020   14:43 Diperbarui: 24 Februari 2020   21:51 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ya, sekarang ia yang membuatkan kopi panas setiap pagi, untukku." 

"Istrimu?" 

"Ya." 

"Hemmh.." 

Agus teman kuliahku di Fakultas Peternakan Unpad begitu juga Lely, istrinya. Siang tadi aku bertemu di halaman Sendik BRI Lembang usai psikotest. Aku menumpang mobilnya sampai Bandung sebelum pulang ke Cirebon. 

Tidak menyangka, ternyata banyak yang senasib denganku mendaftar bekerja di Bank BRI menggunakan ijazah sarjana untuk menjadi pegawai unit, kemudian statusnya disetarakan dengan lulusan SMTA. Setelah empat tahun baru boleh mengikuti seleksi untuk penyesuaian di level manajemen menggunakan ijazah S1. Siang tadi sebanyak tak kurang dari 250 orang mengikuti seleksi pendahuluan. Mungkin jumlahnya lebih banyak lagi karena yang mengikuti seleksi hanya yang tahu, yang mau dan memenuhi persyaratan saja. Aku diberitahu pemimpin cabang saat berkunjung ke unit kerjaku tempo hari tentang seleksi ini. 

"Dik, ijazahmu sarjana ya?" Pak Suratmaji, pemimpin cabang -bos besar kami, bertanya kepadaku sambil menyentuh pundakku saat itu. 

"Betul Bapak." jawabku singkat. 

"Yo wis, nanti aku daftarke untuk ikut seleksi CS, ya?" 

Aku hanya mengangguk saat itu. 

Setelah berbulan-bulan kabar seleksi penerimaan CS -calon staf untuk pekerja level manajemen itu tak jelas ujung pangkalnya. Lama sekali aku menunggu. Tetapi biarlah menunggu agak lebih lama pinta tabib muda, biar aku tak segera pergi dari Patrol. Ia berharap aku bisa berlama-lama duduk bersamanya di bangku panjang di depan tempat prakteknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun