Mohon tunggu...
Johani Sutardi
Johani Sutardi Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan Bankir Tinggal di Bandung

Hidup adalah bagaimana bisa memberi manfaat kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Pernah Menilai Buku Hanya dari Covernya

26 November 2019   09:19 Diperbarui: 26 November 2019   09:31 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Koleksi Pribadi

Begitu berhadapan dengan Ucok ia berseru, "Wah ini Ucok...! Yang tadi malam, jadol!"

"Hahaha...sory tadi malam betul-betul aku gak mengenalmu!" kilah Ucok sambil menyambut tangan Wawan.

"Nah, kalo ini saya tidak lupa. Johani ya? Tidak berubah." katanya

Aku mengangguk, memeluknya dan menggamit tangganya untuk bersalaman.

Tawa kami pecah. Setelah mengantar kawan-kawan yang lebih duluan pulang kami berkemas untuk berangkat ke rumah Sukardi dan mengunjungi hutan mangrove di Karangsong. Dengan Wawan, aku tak sempat mengobrol.

Tidak juga bisa mengobrol dengan Wawan ketika sarapan pagi di kediaman Sukardi maupun saat berkunjung ke hutan mangrove. Aku sibuk dengan Adena -anak bungsuku. Di Gazebo ketika kawan-kawan lain berkumpul mengobrol dengan penuh gelak tawa, ia bahkan tak tampak. Tahu-tahu mendapat kabar kalau ia akan lebih duluan pulang sambil mengantar Gantjar ke Stasiun KA Jatibarang yang akan kembali ke Jakarta.

Eh, rupanya ia gak jadi pulang bahkan ketika rombongan berangkat dari hutan mangrove ke Cirebon ia ditemani Susy Kerudung di mobil Toyota Fortunernya. Nah...!

Sontak Yuli -panitia, kalangkabut mendengar Susy semobil dengan Wawan.

"Oiy...jangan sampai Teh Susy dibawa kaboor ke Subang!" serunya.

Ia pun mengontak Susy untuk memastikan dalam keadaan aman dalam perjalanan. Setelah tahu kalau mobil Wawan beriringan dengan kendaraan Sukardi, akhirnya ia merasa tenang.

Di Sentra Batik Trusmi aku tak tertarik berbelanja. Ketika Adena sudah aman bersama mamanya aku pun ngeloyor keluar dari pintu samping mencari tempat berteduh di area parkir. Rupanya di sana sudah ada Wawan yang duduk di bangku-bangku yang disediakan di arena pertunjukan tari tradisional topeng Cirebon di samping area parkir. Aku pun akhir menemukan momen untuk mengobrol dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun