Salah satu bidang yang paling cepat berkembang saat ini adalah IPTEK, dimana peran teknologi semakin dibutuhkan untuk memudahkan aktivitas manusia sehari-hari. Hampir setiap tahun, ketika muncul inovasi teknologi baru, akan ada proses pembaruan di tahun-tahun berikutnya. Bahkan, bisa kita lihat sendiri dalam garis waktu 10 tahun, sebesar dan secepat apakah perkembangan teknologi itu.
Mari kita menengok sambil bernostalgia kembali ke tahun 2005. Saat itu tengah menjadi tren, ponsel yang mulai mengadopsi fungsi kamera dan musik. Tak tanggung-tanggung, harga ponsel saat itu dibanderol di atas dua jutaan sehingga hanya kalangan menengah yang mampu memilikinya. Namun, demi menguasai segmen pasar dari berbagai kelas, perusahaan ponsel saling bersaing untuk meluncurkan ponsel-ponsel canggih berkualitas dengan harga murah. Hal ini pun mencegah terjadinya monopoli pasar yang terus bergulir hingga saat ini.
Semakin terjangkaunya produk teknologi, membuat semakin banyaknya orang melek teknologi. Fenomena ini berlangsung di semua tempat, dan semua golongan. Tak jarang kita temui, orang-orang dengan kemampuan ekonomi lemah, dapat memiliki perangkat bergerak seperti ponsel. Selain karena dorongan kebutuhan untuk berkomunikasi cepat jarak jauh, juga tren gaya hidup zaman sekarang.
Bagaimana dengan lingkungan kampus? Apakah kampus sebagai tempat berlangsungnya berbagai inovasi teknologi akan mengadopsi sistem perpaduan teknologi ini? Menurut saya pribadi, kampus-kampus di Indonesia perlu untuk menerapkan sistem ini, karena tidak ada salahnya.
Universitas Gadjah Mada, kampus nomor wahid di Indonesia ini memiliki lingkup area cukup luas di Bulaksumur. Untuk pertukaran arus informasi dan komunikasi, maka cyber campus perlu diterapkan. Aneka sistem terintegrasi mulai dari kepustakaan, pembelajaraan, hingga kegiatan ko-kurikuler dapat ikut serta menerapkan teknologi.
Di sisi lain, penerapan teknologi terkadang mendatangkan dampak dari dua sisi. Di sisi positif, pengetahuan akan teknologi meningkat. Di sisi lainnya, kerentanan teknologi mampu menyebabkan kebocoran informasi dan pelanggaran privasi. Ketika pihak admin teknologi leluasa untuk memperbaiki celah-celah kebocoran informasi, ada sekelompok oknum yang memanfaatkan dan memperlebar celah tersebut. Maka, penerapan teknologi perlu dibarengi dengan peningkatan efisiensi penggunaan, juga peningkatan keamanan untuk menjaga agar penggunaan teknologi bermanfaat dan tepat sasaran.
== GET LOST with JUNO ==
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H