Mohon tunggu...
Johanes Chandra Ekajaya
Johanes Chandra Ekajaya Mohon Tunggu... RECRUITER ASSISTANT MANAGER -

Salam sukses, hai. saya Johanes Chandra Ekajaya, atau Bisa juga di panggil Yohanes Chandra Ekajaya, saya adalah seorang Pembisnis. Saya bekerrja sebagai RECRUITER ASSISTANT MANAGER di perusahaan saya sendiri yang bernama PT> Johanes Chandra Ekajaya. Salam Sukses Dari saya. Johanes Chandra Ekajaya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bali, Tempat yang Nyaman untuk Dikunjungi, Bukan Ditinggali

8 Agustus 2016   11:00 Diperbarui: 22 Agustus 2016   10:40 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Membicarakan mengenai Pulau Dewata, atau Bali memang tak akan pernah ada habisnya. Banyak sekali hal yang dapat di bahas di sana, baik itu dari segi wisata, budaya, dan lain sebagainya. Johanes Chandra Ekajaya kali ini akan membahas mengenai sebuah pulau yang mungkin paling indah di Indonesia tersebut dari segi bagaimana cara menikmatinya. Kenapa Johanes Chandra Ekajaya mencoba mengatakan hal tersebut kepada kalian semua? Ya memang seperti yang sudah di katakan di bagian judul kalau pulau ini sebenarnya asyik sekali untuk di kunjungi namun tidak enak untuk ditinggali. Kenapa bisa demikian? Simak penelasan utamanya di bawah ini oleh saya.

Mengapa nyaman dan asyik untuk di kunjungi tentu saja karena banyaknya tempat wisata disana, dari wisata pantai, wisata pegunungan atau dataran tinggi, banyaknya tempat-tempat yang masih bagus yang dapat kita nikmati pemandangannya, selain itu banyak juga wahana yang dapat kita mainkan disana, dan banyak sekali tentu hal yang dapat di nikmati di sana yang mungkin kamu justru lebih tau dibandingkan dengan Johanes Chandra Ekajaya yang mungkin hanya setahun sekali saja mengunjungi Bali hanya untuk menghabiskan akhir pekan atau menikmati senja di pantai Kuta sambil makan bakso dan menyaksikan orang orang berlalu lalang di sekitar. 

Namun mengapa tidak untuk ditinggali?Ya sebagai seorang yang hanya memiliki penghasilan pas pasan, atau sebagai orang yang hanya bekerja di perusahaan orang lain, tentu saja saya tidak memiliki banyak uang untuk bisa terus berlibur ke pulau dewata tersebut. Selain karena masalah keuangan tersebut, maka Johanes Chandra Ekajaya memutuskan untuk tetap tinggal di Jakarta dan mencari uang, yang tentu buat dihabiskan di kota Bali dan Bali lagi. Namun sekalin masalah itu, tentu ada masalah sakral yang dapat kamu ketaui kenapa bali tidak layak untuk ditinggali.Mengacu kepada kota berhati nyaman, yaitu kota Yogyakarta. Dahulu ketika Johanes Chandra Ekajaya masih mengenyam kuliah di tahun 2000, kota tersebut adalah kota terindah yang paling indah untuk ditempati. 

Namun karena keindahannya tersebut membuat orang-orang khususnya yang berasal dari luar daerah di Jogjakarta menjadi ingin tinggal dan bekerja di sana. Dan kenyataannya benar, rata rata mahasiswa yang pernah menghabiskan waktu study mereka di Jogjakarta tersebut banyak yang tinggal dan berkarya di Jogjakarta. Tidak ada salahnya memang. Namun jika mengacu ke tahun 2016 sekarang ini, karena semakin banyaknya penduduk yang mulai migrasi ke kota berhati nyaman ini, Jogja sekarang menjadi lebih sumpek jika dibandingkan dengan sebelumnya.

 Sekarang sudah mulai ada mall dimana mana, wahana bermain juga sudah bermunculan di mana mana, bebanding terbalik dengan waktu Johanes Chandra Ekajaya masih kuliah disana. Hanya ada 2 Mall kala itu yang terbilang sangatlah kecil. Seperti Malioboro dan Gandaria. Namun sekarang mall mall besar sekelas jakarta sudah ada di kota tersebut. Tingkat kemacetannya sendiri juga menjadi besar seiring dengan banyaknya kendaraan yang melintas di sana.Yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah; maukah kamu membuat Bali yang indah ini menjadi seperti jogjakarta?

 maukah kamu menjadikan kota ini sebagai kota yang memiliki banyak sekali mall besar di dalamnya termasuk kemacetan kemacetan yang dibuat oleh orang orang yang mulai bekerja dan berpindah ke bali? Setujukah kamu dengan adanya reklamasi teluk benoa untuk menambahkan daya tarik wisatawan? Saya rasa balik sudah indah seperti yang sekarang ini. Biarlah perkembangan berjalan begitu lamban, karena keindahan alam kota bali jangan sampai terenggut seperti yang ada di Phuket, Thailand. Maka dari itu, kenapa bali nyaman untuk dikunjungi namun tidak untuk di tinggali?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun