Anak usia dini menurut National Association for the Education Young Children (NAEYC) menyatakan bahwa anak usia dini atau “early childhood” merupakan anak yang berada pada usia nol sampai dengan delapan tahun. Berbeda halnya dengan Subdirektorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang membatasi istilah usia dini pada anak dengan usia 0-6 tahun, yakni hingga anak menyelesaikan taman kanak-kanak. Hal ini berarti menunjukkan bahwa anak-anak yang masih dalam pengasuhan orang tua, anak-anak yang berada dalam Taman Penitipan Anak (TPA), kelompok bermain (play group), dan Taman Kanak-Kanak (TK). Pada masa ini disebut dengan istilah The Golden Age yaitu masa keemasan. Sesuai dengan pemikiran Maria Montessori yang mengatakan.
“Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling kaya, masa ini seyogianya didayagunakan oleh pendidikan sebaik-baiknya, jika tersia-sia kehidupan masa ini tidak akan pernah dapat dicari gantinya. Tugas kita adalah memanfaatkan tahun-tahun awal kanak-kanak ini dengan kepedulian yang tertinggi, bukannya menyia-nyiakannya.”
(The Absorbent Mind, halaman. XIII).
Perkembangan Anak Usia Dini
Dimana pada masa ini, berbagai potensi yang ada dalam diri manusia berkembang dengan pesat. Seperti perkembangan fisik, motorik (motorik kasar dan motorik halus), intelektual, emosional, bahasa dan sosial berlangsung dengan cepat. Masa kanak-kanak ini juga merupakan masa yang menuntut perhatian ekstra. Segala kelebihan atau keistimewaan yang dimiliki pada masa ini tidak terulang untuk kedua kalinya. Itulah sebabnya, masa kanak-kanak ini dikatakan sebagai masa penentu bagi kehidupan selanjutnya. Salah satunya perkembangan pada anak usia dini yaitu bahasa, bahasa adalah suatu bentuk komunikasi yang berupa lisan, tertulis atau isyarat yang berdasar pada suatu sistem dari simbol-simbol (Santrock, 2007: 353). Tanpa adanya bahasa, komunikasi tidak dapat berjalan dengan baik dan interaksi sosial pun tidak akan terjadi. Karena tanpa bahasa, siapapun tidak dapat mengekspresikan diri guna menyampaikan apa yang dirasakan kepada orang lain, tidak terkecuali pada anak-anak usia dini. Mereka juga membutuhkan adanya bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan sesuatu yang dirasakan. Dengan berkembangnya bahasa pada anak, memudahkan anak untuk berkomunikasi dan mengutarakan apa yang ia inginkan dan ia rasakan kepada orang lain terlebih kepada teman sebaya.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Maria Montessori.
“Kita harus mulai memahami bahwa anak meraih pengetahuannya mengenai tata bahasa melalui upayanya sendiri namun, pernyataan ini tidak menjadi alasan bagi kita untuk tidak berbicara kepadanya secara gramatika untuk membantunya menyusun kalimat-kalimat.”
(Kreativitas Mengajar Bahasa dengan Montessori, halaman. 108).
Kemampuan Menulis Anak Usia Dini