Fase Kelahiran Anak
   Tuhan memang sungguh besar karyanya, ia menciptakan makhluk baru di dunia ini. Melalui Rahim seorang ibu tumbuh dan berkembanglah janin yang kelak tumbuh menjadi seorang anak. Anak dilahirkan di dunia pertama kali yang menyambutnya adalah lingkungan keluarga. Keluarga berperan penting dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan fisik anak serta dalam mewujudkan kesehatan fisik dan mental yang baik (Ramayulis, 2001: 81). Selain rasa syukur dan harapan, sebagai orang tua juga memiliki tanggung jawab yang baru untuk membesarkan dan mendidik anak tersebut. Pertumbuhan dalam masa bayi 0-24 bulan ditandai dengan pertumbuhan pola perilaku, dan sikap ekspresi emosi. Oleh sebab itu masa permulaan harus diawali dengan baik. Didukung perhatian dari orang tua, khususnya juga penunjangan gizi dan asupan makanan yang sehat serta lingkungan yang mendukung perkembangannya.
Lingkungan yang Mendukung Tumbuh dan Berkembangnya Anak
   Lingkungan keluarga yang baik akan mendukung perkembangan dan tumbuhnya anak dengan baik. Tapi bila lingkungan keluarga kurang baik, misalkan terjadinya perceraian, hal ini sangat berdampak pada perkembangan mental anak. Karena anak dihadapkan pada masa yang ia sendiri tidak mengetahui arti dari perceraian atau perpisahan kedua orang tuanya. Apalagi sampai terjadi perebutan hak asuh anak, hal ini menambah beban berat seorang anak untuk memilih ikut ibu atau ayah? Bila kedua orang tuanya saling mementingkan egonya, hal ini jelas menghambat perkembangan sosioemosional anak. Orang tua harus memberikan contoh perilaku dan sikap serta bertutur kata yang baik kepada anak karena setelah masa bayi anak berlanjut pada masa awal umur 5 sampai 6 tahun. Dimana periode perkembangan masa ini, anak menjadi peka atau sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh keluarga atau lingkungan dimana anak itu berada. Masa memasuki usia 7 sampai 11 tahun keatas, anak memasuki usia sekolah dasar. Memahami perkembangan anak usia sekolah dasar menjadi suatu keharusan bagi orang tua. Seperti yang dikemukakan oleh Hurlock (1978) bahwa orang yang paling penting bagi anak adalah orang tua, guru, dan teman sebaya (peer group).
Peran Orang Tua Dalam Mendidik dan Mengarahkan Anak
   Pada usia sekolah dasar belum memiliki kematangan dalam berpikir, memiliki keterbatasan dalam memilah dan memilih suatu yang positif atau negatif yang berdampak baik atau buruk untuk anak tersebut. Dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal mungkin dibutuhkan peran edukatif orang tua dalam mencapai keberhasilan pendidikan anak. Peran edukatif yang dilakukan oleh orang tua antara lain yang pertama membiasakan, orang tua harus membiasakan anak untuk belajar dan mengupayakan kedisiplinan dalam jam pelajaran. Kedua memberikan penjelasan, dalam mendidik anak orang tua memberikan penjelasan bahwa keberhasilan akademik dan non akademik harus ditempuh dan diperoleh secara seimbang. Ketiga memberi dorongan, orang tua memberi dorongan secara menyeluruh kepada anak dengan membimbing, menemani, membantu, dan mengarahkan anak dalam belajar. Keempat menyuruh dan melarang, menyuruh dan melarang anak untuk menghindari melakukan hal-hal yang negatif yang dapat menghambat dan merusak masa depannya. Kelima berdiskusi, mengajak anak untuk berdiskusi dengan cara memberi arahan segala sesuatunya kepada anak terlebih dahulu dan memberikan kesempatan kepada anak untuk berpendapat. Keenam memberi tugas dan tanggungjawab, orang tua mengarahkan anak untuk belajar mengenai hal-hal yang positif, disiplin, dan tanggungjawab terhadap apa yang dikerjakan. Ketujuh memberi bimbingan dan penyuluhan, orang tua membimbing, membantu, dan mengarahkan anak dalam belajar serta bersikap supaya anak berhasil dalam pendidikan. Kedelapan memberi kesempatan untuk mencoba, dengan memberi kebebasan kepada anak untuk mengerjakan tugasnya tanpa ada pengekangan kepada anak dan orang tua hanya memantau dengan cara mendampingi, mengarahkan, dan mengoreksi apa yang telah dilakukan anak. Kesembilan menciptakan situasi yang baik, berusaha menciptakan situasi yang baik dengan menciptakan kondisi yang kondusif atau menyediakan tempat yang nyaman untuk belajar. Kesepuluh menerapkan pendidikan karakter, pembentukan pribadi yang berakhlak yang baik dengan meningkatkan keimanan anak untuk melakukan ibadah sesuai dengan keyakinannya secara sungguh-sunguh. Oleh karena itu, pengaruh pola asuh orang tua sangat berpengaruh pada perkembangan anak dari balita hingga sekolah dasar.
Daftar Referensi:
Kuroyanagi, T. (2005). TOTTO-CHAN: Gadis Cilik di Jendela. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Makhmudah, S. (2018). PENGUATAN PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK. Jurnal Perempuan dan Anak, 270-286.
Santrock, H. W. (2013). Life-Span Development. Jakarta: Penerbit Erlangga.