Mohon tunggu...
Johanes Marno Nigha
Johanes Marno Nigha Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Sedang Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adakah yang Lebih Hebat dari Mitos?

12 November 2021   11:52 Diperbarui: 12 November 2021   12:13 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah tua (doc.Pribadi)

Hal yang mengherankan adalah meskipun kekayaan warisan cerita mitologi hanya berupa kisah dengan pola yang sama, dan cenderung berulang, namun tetap diterima oleh sebagian besar masyarakat pendukungnya.

Sebuah cerita mitologi misalnya pada masa sebelumnya tidak diperhatikan namun pada masa tertentu diterima dan diulas secara luas.

Cerita mitos yang beredar pada intinya adalah cerita yang diseleksi berdasarkan kondisi-kondisi tertentu dan atas nilai-nilai yang dipegang oleh suatu masyarakat dan juga generasi tertentu. Pertanyaan yang kuat muncul kemudian akankah cerita mitos ini akan berakhir?

Di Nusa Tenggara Timur ada banyak sekali cerita mitologi yang bahkan masih dipegang dan dirayakan oleh sejumlah besar masyarakat pendukungnya.

Ada kisah mitos tentang buaya yang bersahabat dengan manusia. Di daerah Camplong, Buaya lalu menjadi binatang yang dikeramatkan serta dilindungi. Atau kisah mitologi tentang asal-usul manusia. Di daerah Mollo Kabupaten Timor Tengah Selatan. Masyarakat pendukung menyebut alam adalah perwakilan hidupnya. 

Hutan diidentikan sebagai rambut, tanah sebagi kulit, batu sebagai tulang dan air sebagai darah. 

Kisah mitologi ini kemudian mempengaruhi cara pikir dan perlakuan masyarakat lokal akan alam. Alam dianggap perwakilan kehadiran diri dan hidup masyarakat di sana, sehingga apabila alam dihancurkan maka kehidupan akan dihancurkan.

Mungkin sudah saatnya modernitas berpadu dengan kisah mitologi sehingga efek-efek negatif pembangunan bisa dikecilkan. Seefektif ketika membiarkan mama Vivi, menyiram garam di suatu senja untuk melindungi anggota keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun