Dikalangan suku Dayak Kalimantan, Bakung tidak hanya menjadi tanaman hias yang ditanam di taman-taman kota ataupun di pekarangan rumah, tidak pula dibiarkan tumbuh subur begitu saja disemak-semak. Tetapi tanaman Bakung diposisikan sebagai salah satu kekayaan kuliner suku Dayak.
Tanaman Bakung yang dikonsumsi tidak jauh berbeda dengan tanaman bakung pada umumnya, berdaun hijau cerah dengan ukuran yang besar dan lebar, serta mempunyai bunga yang berwarna putih bersih. Hanya saja tanaman Bakung yang dikonsumsi adalah jenis Bakung yang menyukai tumbuh di tanah dengan intensitas air yang cukup banyak, seperti rawa.
Dokumentasi Pribadi
Sepengetahuan saya, belum ada penelitian tentang kandungan gizi dalam tanaman Bakung bagi kesehatan tubuh, hanya saja di sebuah situs tokoherbalanna.com disebutkan bakung mengandung zat kimia Likorina; Krinidina; Hemantamina; dan Krinamina, yang berkhasiat Analgesik ; Antibengkak; Ekspektoran, yang berfungsi untuk pengobatan luar seperti Rematik, Radang kulit, Bisul dan Borok.
Dengan kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman Bakung tersebut, tentunya sangat berbahaya apabila dikonsumsi, gejalanya seperti pusing-pusing, kemudian muntah, hingga mencret.
Namun ditangan ibu Yuri B Duhuk, salah seorang putri asli suku Dayak, tanaman Bakung diolah sedemikian rupa sehingga racun yang terkandung dalam tanaman Bakung bisa dihilangkan.
Setelah Bakung ditebang dan dibuang daunnya, tanaman tersebut lebih mirip dengan Talas.
Bahkan sekilas tanaman Bakung ini terlihat seperti rebung. Dan baunya seperti udang mentah, terkadang beraroma seperti alkohol, namun tidak tajam.
Bakung dibersihkan, buang kulit luar pelepah daun Bakung yang masih berwarna hijau.
Cincang memanjang dan diiris kecil hingga membentuk seperti bilah korek api.
Begitu juga dengan bagian batangnya.
Agar terhindar dari keracunan, ada bagian tertentu dari batang Bakung yang harus dibuang (lihat lingkaran berwarna merah pada gambar)
Yakni bagian tengah antara pangkal daun dan batang muda
Setelah semua proses selesai, kemudian dicuci sambil sedikit diperas untuk mengeluarkan lendir yang terkandung dalam batang Bakung. Setelah itu direbus hingga empuk dan buang air rebusannya.
Bakung siap diolah jadi masakan yang lezat, boleh ditumis, dimasak berkuah santan, atau menurut selera. Biasanya olahan Bakung ini dicampur dengan ikan segar yang dipanggang seperti ikan Haruan (Gabus), ikan Patin, dan bisa juga dicampur dengan ceker ayam, bahkan dengan daging.
Oleh ibu Norhasanah, olahan Bakung dimasak dengan dicampur daging sapi, dengan racikan bumbu yang sederhana, dilengkapi sedikit air jeruk nipis dan cabe merah ternyata mampu membuat lidah bergoyang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H