Mohon tunggu...
johan mashuri
johan mashuri Mohon Tunggu... -

Menjunjung Tinggi Nilai Kebenaran Dan Membasmi Kutu-Kutu Busuk Yang Memiskinkan Rakyat,,!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Partai Politik Dan Janji-Janji Busuk Kampanye

30 Maret 2014   04:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:18 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partai politik mempunyai posisi dan peranan yang sangat penting dalam Sistem Demokrasi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Schattscheider (1942), “Political parties created democracy”. Partai Politiklah yang sebetulnya menentukan Demokrasi, oleh karena itu partai merupakan pilar yang sangat urgen untuk diperkuat derajat pelembagaannya dalam setiap sistem politik yang demokratis.

Partai memainkan peran sebagai penghubung yang sangat strategis antara proses-proses Pemerintahan dengan Warga Negara. dan diharapkan mampu menampung Aspirasi Publik yang kemudian disuarakan di Parlemen dan dieksekusi di dalam Pemerintahan. Akan tetapi Ironisnya, partai politik saat ini justru dinilai sebagai Pembusuk Politik dan Demokrasi Indonesia itu sendiri. Pembusukan Politik dan Demokrasi disebabkan karena Lemahnya sistem kaderisasi partai, Tidak jelasnya ideologi atau gagasan yang diusung oleh partai politik, Banyaknya politisi Partai Politik yang terlibat kasus korupsi dan masih banyak lagi permasalahan-permaslahan yang ada di internal partai tersebut. Jika kegagalan-kegagalan Partai Politik seperti ini, apalagi yang bisa kita harapkan sebagai suatu institusi politik untuk penyambung lidah antara Pemerintah dengan Masyarakat?

Jadi Dalam hal ini, Partai politik bukan lagi sebagai penyambung atau jembatan antara pemerintah dengan masyarakat, bukan lagi mewadahi aspirasi masyarakat, dan bukan sebagai pejuang untuk mensejahterakan rakyat, melainkan partai politik itu hanya sebagai kendaraan untuk mencapai kekuasaan semata, sebagaimana yang dikatan Gabriel A. Almond (1974), “Partai politik memiliki tujuan utama yaitu mengarah pada penguasaan suatu jabatan publik”

Sebagaimana biasanya yang kita ketahui prilaku pejabat publik, ketika mendapatkan kedudukan sebagai pejabat publik, yang semestinya mengemban amanah rakyat dengan melayani kepentingan masyarakat umum, malah kewajiban tersebut diabaikan karena sibuk mengurus partai dan janji-janji politik lainnya, kita lihat aja salah satu Pejabat Publik, dalam hal ini Presiden RI Cuti pada Tanggal 17 dan 18 Maret 2014 untuk melaksanakan Kampanye Partai Demokratnya, hal serupa dilakukan oleh pejabat-pejabat publik lainnya.

Berkampanye untuk Diri Sendiri atau Partainnya merupakan salah satu upaya mengerahkan massa sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan simpati atau dukungan dari rakyat, dalam menghadapi pertarungan Pemilu Legislatif pada 9 April dan Pemilu Presiden (Pilpres) pada tanggal 9 Juli mendatang, saat kampanye saat itu juga partai dan caleg mempromosikan program atau produk-produk yang unggul tentunya yang disukai oleh masyarakat dan setidaknya bisa mengurangi beban hidup masyarakat yang selama ini mereka rasakan.

Akan tetapi menurut hemat penulis, sedikit demi sedikit seiring dengan waktu masyarakat makin kritis dengan banyaknya sumber informasi yang tersedia, jadi masyarakat lebih peka terhadap permasalahan perpolitikan Bangsa ini, sehingga masyarakat tersebut bisa menentukan pilihannya, tokoh mana yang pantas memimpin dan tokoh mana yang memiliki strategi yang pas untuk menyelesaikan permasalahan Bangsa ini.

Saat berkampanye inilah Partai politik beserta kader-kadernya berkoar-koar menyampaikan Visi Misinya di berbagai Daerah-daerah bahkan ke Pelosok-pelosok Nusantara, Visi Misinya itu tidak lain seperti Sembako Murah, Sekolah Gratis, Pelayanan yang Tanggap Cepat, Layanan Kesehatan Gratis dan lain-lainnya. Janji-janji Busuk Partai dan Caleg seperti ini masyarakat menganggap hal yang lumrah dan masyarakat juga tahu itu hanya sebatas Bahasa Marketing Calon Penguasa semata.

Hal-hal seperti inilah yang terjadi dalam masyarakat dan proses Demokrasi di Indonesia, dengan berbagai macam cara dan strategi tipu daya agar masyarakat nantinya memilih partai atau tokoh tersebut, akan tetapi masyarakat saat ini sudah agak sulit untuk mengharapkan janji-janji partai dan caleg tersebut.

Berdasarkan permasalahan diatas, Partai politik itu sebenarnya tidak lebih dari sebuah Kendaraan Politik yang ditumpangi segelintir atau sekelompok orang untuk mencapai kekuasaan, disini penulis menganalogikan Partai Politik itu Bagaikan Kendaraan atau Truk Sampah yang Lalulalang ke Daerah, ke Desa-Desa bahkan ke Pelosok-Pelosok untuk menyebarkan bau atau janji-janji kebusukannya.

(MsHr......)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun