Mohon tunggu...
Johan
Johan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi mendaki yang sudah berjalan sejak saya smk, saya juga hobi berolahraga seperti workout jogging dan aktivitas yang seru lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Nasi Uduk Makanan Khas Betawi

28 Desember 2022   01:52 Diperbarui: 28 Desember 2022   12:13 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nasi uduk merupakan makanan khas dari Betawi yang sering kita temui di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Nasi uduk dikenal dengan nasinya yang harum sebab memasaknya dengan ditambakan santan kelapa dan daun pandan saat mengkukusnya. Nasi uduk biasa di temukan saat pagi hari, karena pada umumnya nasi uduk dikonsumsi untuk sarapan padahal nasi uduk termasuk makanan berat. Mau heran tapi Indonesia, hehe.

Tak heran nasi uduk biasanya juga disajikan dengan pendamping lauk yang yang tak kalah menggugah selera kita, seperti taburan bawang goreng yang harum, telur dadar di iris-iris keci, tempe orek,telur balado, ayam goreng dan lauk pauk lainnya.

Tau ga sih kalau nasi uduk itu memliki sejarah?

Yaudah, sini aku kasih tahu.

Nasi uduk diperkirakan sudah ada pada abad ke 14, nasi uduk diperkenalkan memlalui jalur perdagangan. Yang awalnya adalah saat nasi uduk di bawa ke tanah Melayu. Tapi tak hanya itu masih banyak juga berbagai argument yang ada di sosial media lainnya.

Nasi uduk  memiliki arti "susah" kalua dilihat secara etemologi, yang dimana kata susah tersebut menunjukkan keadan masyarakat Indonesia pada zaman migrasi Melayu ke Batavia. Yang dimana pada saat itu ada makanan yang di sebut nasi arab makanan kegemaran Sultan mataram, mengetahui nasi arab menggunakan bahan dengan harga yang tinggi. Dari itulah masyarakat melayu memilih untuk membuat  ala ala nasi arab yaitu nasi uduk sebagai nasi arab local. Tetapi banyak juga yang menyebutkan kalua nasi uduk berasal dari Bahasa Sunda yaitu "uduk" yang berarti satu atau bercampur.

Cukup segita aja ya kurang lebihnya bisa ditambah di kolom komentar ya, semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan kita semua, terimakasih.

dokpri
dokpri

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun