Solusi untuk 2 Kelainan Tidur: "Patima" dan "Aspemo"

Ingatan saya akan hafalan lebih dari 3 dekade yang lalu tentang definisi tidur:
Tidur adalah depresi periodik fisiologik dari fungsi bagian-bagian otak yang berkenaan dengan kesadaran, yang diinduksi oleh keadaan yang tepat dari sistem retikulo-hipotalamus.

Ada bermacam-macam kelainan tidur (sleep disorder), antara lain insomnia, sindrom kaki gelisah, narkolepsi dan sleep apnea, yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan Anda termasuk keselamatan, hubungan, kinerja sekolah dan pekerjaan, pemikiran, kesehatan mental, berat badan dan perkembangan diabetes dan penyakit jantung. Tidak mendapatkan kualitas tidur yang cukup pada gilirannya bisa merusak kualitas hidup Anda.

Selain yang disebutkan di atas, ada juga kelainan tidur yang disebut dengan somnolensia dan hipersomnia.

Tentunya, jika kelainan tidur hanya karena kelelahan atau kurang istirahat, istirahat yang cukup akan langsung bisa mengatasinya. Kelainan tidur yang disebabkan oleh kekurangan gizi di masa kanak-kanak tidak dicakupkan dalam artikel ini.

Dalam artikel ini kita akan membahas 2 kelainan tidur yang saling kontradiktif, dengan tidak menggunakan istilah medis, yaitu patima dan aspemo.

Patima
Patima (payah tidur malam) adalah istilah untuk keadaan susah tidur, utamanya pada jam tidur di malam hari.

Aspemo (asal peak modom). Tangkapan layar dari: youtube.com

Aspemo
Aspemo adalah singkatan dari sebuah eufemisme Batak: Asal peak modom (asal bersandar atau menggeletak, tidur). Saya punya beberapa teman dengan aspemo bawaan:

1. Ketika mereka naik kendaraan pribadi atau angkutan umum, dengan mudah mereka mengantuk atau tertidur. Ini jarang terjadi jika mereka sendiri yang membawa kendaraan. Tampaknya ada mekanisme fisiologik yang menghalangi hal ini, yaitu saat mereka membutuhkan kewaspadaan. Aspemo teman-teman saya ini juga tidak muncul ketika mereka sedang bermain kartu domino atau Joker.

2. Ketika berkuliah dulu, saat dosen sedang menerangkan, teman-teman saya itu mengantuk dan bahkan tertidur dan langsung ngorok. Ini berpotensi menimbulkan masalah dengan sang dosen.

3. Situasi yang serupa adalah ketika teman-teman saya ini sedang "marminggu" (mengikuti kebaktian minggu di gereja. Terkadang mereka bangun sendiri setelah khotbah selesai atau dibangunkan oleh orang yang di dekat mereka.

Saya bisa membayangkan betapa repotnya mereka jika kebiasaan aspemo ini tidak diatasi dan terbawa-bawa ke lingkungan kerja atau tempat-tempat lainnya.