Pernahkah Anda mendengar tentang resistansi insulin? Satu dari tiga orang Amerika menderita sindrom terkait gula darah ini, yang bisa menyebabkan masalah kesehatan serius termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, serangan jantung, stroke, dan bahkan kanker.
Sekitar 10% penduduk kota besar di Indonesia mengalami resistansi insulin. Diperkirakan 5-10% dalam beberapa tahun berkembang menjadi Diabetes Melitus (DM) dan akan terus memburuk bila keadaan resistansi insulin tidak segera ditangani: Rasio Prevalensi Resistensi Insulin pada Subyek dengan Obesitas Abdominal.
Catatan:
"Resistansi" diderivasi dari bahasa Inggris "resistance." Awalnya kata ini diterjemahkan menjadi "resistensi" dan kemudian dikoreksi menjadi "resistansi," misalnya: "resistansi listrik":Â Pengertian Hambatan Listrik (Resistansi Listrik). Sayang, koreksi ini belum digunakan secara seragam sehingga masih ada orang yang menggunakan istilah yang keliru (resistensi).
Resistansi insulin adalah suatu kondisi di mana hormon insulin dalam tubuh tidak bisa meregulasi kadar glukosa darah secara efektif. Resistansi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh Anda mengabaikan sinyal insulin untuk mengabsorpsi glukosa yang bersirkulasi, yang kemudian menumpuk dalam aliran darah Anda dan memicu lebih banyak produksi insulin. Peningkatan insulin dan glukosa ini bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan yang serius dan meningkatkan proses penuaan.
Penyebab pasti resistansi insulin sangat kompleks dan masih diselidiki, tetapi kita tahu bahwa itu bisa dipengaruhi oleh kadar gula darah tinggi yang kronis, serta faktor-faktor lain seperti genetika, diet, kurang olahraga, kurang tidur, dan toksin-toksin lingkungan.
Gejala-gejala Resistansi Insulin
Apakah Anda mengalami resistansi insulin? Tubuh Anda berbicara kepada Anda dan memberi Anda sinyal setiap hari tentang bagaimana keadaannya.
Tanda-tanda resistansi insulin berikut ini mungkin merupakan peringatan:
1. Kesulitan menurunkan berat badan, bahkan dengan pola makan sehat dan olahraga yang teratur.
2. Kadar gula darah tinggi, yang bisa menyebabkan diabetes dan sindrom metabolik.
3. Penglihatan kabur atau masalah mata lainnya, seperti katarak atau glaukoma.
4. Disfungsi ereksi pada pria (atau impotensi).
5. Infertilitas pada wanita.
6. Insomnia, terutama bagi mereka yang diet diabetes untuk resistansi insulin.
Diet untuk Resistansi Insulin
Penting untuk menjaga diet yang sehat dan seimbang, terutama ketika Anda memiliki resistansi insulin. Ini berarti mengurangi asupan makanan olahan dan membatasi asupan gula Anda.
Memilih sayuran non-tepung dan meningkatkan serat Anda bisa membantu mengurangi gula darah tinggi yang terkait dengan resistansi insulin. Minum banyak air setiap hari agar tetap terhidrasi juga penting. Membatasi karbohidrat olahan seperti gula dan tepung putih, dan makanan olahan lainnya yang berkontribusi pada kadar gula darah yang tidak sehat, adalah salah satu faktor diet terpenting untuk fungsi insulin yang sehat.
Mengatasi Resistansi Insulin
Resistansi insulin bisa diatasi dengan mengubah diet dan kebiasaan olahraga Anda. Semakin banyak Anda bekerja untuk mempertahankan gaya hidup sehat, semakin baik tubuh Anda bisa menggunakan insulin. Ada juga bahan dan nutrisi alami yang bisa Anda konsumsi untuk mengatasi dan mengobati resistansi insulin serta menjaga keseimbangan insulin dan kadar gula darah.
Pektin Jeruk Termodifikasi yang Diteliti Secara Klinis untuk Insulin dan Fungsi Metabolik yang Sehat
Pektin Jeruk Termodifikasi (Modified Citrus Pectin/MCP) adalah nutrisi superpenting yang mendukung fungsi metabolisme yang sehat dengan memblokir protein alarm, galektin-3. Penelitian ekstensif menunjukkan bahwa peningkatan galektin-3 terlibat dalam resistansi insulin dan masalah metabolisme yang berkaitan dengan diabetes, obesitas dan banyak lagi. MCP yang diteliti secara klinis adalah satu-satunya zat yang tersedia yang terbukti memblokir galektin-3, mengurangi peradangan kronis dan kerusakan organ, mengoptimalkan kinerja sel dan mempromosikan penuaan dan umur panjang yang sehat.