Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Update Pandemi: Ancaman yang Berevolusi, Bagian 1/3

2 September 2021   23:53 Diperbarui: 2 September 2021   23:58 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Varian-varian SARS-CoV-2 mulai muncul pada 2020. Varian Alfa melonjak di banyak negara pada awal 2021, lalu sebagian besar digantikan oleh varian Delta. Dua varian lain yang menjadi perhatian, Beta dan Gamma, menyumbang lebih sedikit kasus.

Varian-varian baru telah mengubah wajah pandemi. Apa yang akan dilakukan virus itu selanjutnya?

Tahun lalu, Edward Holmes membuat beberapa prediksi. Berkali-kali, orang-orang bertanya kepada Holmes, seorang ahli evolusi virus di Universitas Sydney, bagaimana dia memperkirakan SARS-CoV-2 akan berubah.

Pada Mei 2020, 5 bulan setelah pandemi, Holmes mulai memasukkan slide dengan tebakan terbaiknya dalam ceramahnya. Virus mungkin akan ber-evolusi untuk menghindari setidaknya beberapa imunitas manusia. Tapi itu kemungkinan akan membuat orang kurang sakit dari waktu ke waktu, dan akan ada sedikit perubahan dalam tingkat infeksinya. Singkatnya, sepertinya evolusi tidak akan memainkan peran utama dalam pandemi ini dalam waktu dekat.

Setahun berlalu, Holmes terbukti salah dalam semua itu. Yah, tidak semua: SARS-CoV-2 memang ber-evolusi untuk menghindari antibodi manusia dengan lebih baik, tetapi juga menjadi sedikit lebih ganas dan lebih menular, menyebabkan lebih banyak orang jatuh sakit. Hal itu sangat berpengaruh terhadap jalannya pandemi.

Strain Delta yang sekarang beredar sekarang, salah 1 dari 4 "varian yang menjadi keprihatinan" yang teridentifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia, bersama dengan 4 "varian yang diminati," sangatlah radikal.

Berbeda dengan virus yang muncul di Wuhan, China, pada akhir 2019, lalu banyak negara yang terpaksa mengubah perencanaan pandeminya. Para pemerintah berusaha keras untuk mempercepat program vaksinasi sambil memperpanjang atau bahkan memperkenalkan kembali pemakaian masker dan tindakan kesehatan masyarakat lainnya.

"Mengenai tujuan mencapai imunitas kelompok (herd immunity), memvaksinasi begitu banyak orang sehingga virus tidak bisa menyebar ke mana-mana, dengan munculnya Delta, saya menyadari bahwa itu tidak mungkin tercapai," kata Muege Cevik, seorang spesialis penyakit infeksi di Universitas St. Andrews.

Namun periode paling kacau dalam evolusi SARSCoV-2 mungkin masih ada di depan kita, kata Aris Katzourakis, ahli biologi evolusioner di Universitas Oxford. Sekarang ada imunitas yang cukup dalam populasi manusia untuk meningkatkan kompetisi evolusioner, menekan adaptasi virus lebih lanjut.

Pada saat yang sama, sebagian besar dunia masih kewalahan dengan infeksi, sehingga memberikan virus banyak peluang untuk mereplikasi dan memunculkan mutasi baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun