Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Peradangan (Inflamasi) Mempengaruhi Tubuh

30 Agustus 2021   02:02 Diperbarui: 30 Agustus 2021   03:52 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berturut-turut, dalam artikel saya, Sains tentang Peradangan (Inflamasi) dan Jenis-jenis Peradangan (Inflamasi) telah diberikan uraian Sains tentang apa itu Inflamasi dan 5 Tanda Inflamasi Akut, respons inflamasi, Inflamasi Kronis yang terkait dengan perkembangan beberapa penyakit dan kondisi, dan perbedaan antara inflamasi akut dengan inflamasi kronis ini.


Sekarang mari kita lanjutkan dengan beberapa contoh bagaimana inflamasi mempengaruhi berbagai bagian tubuh.

Sistem Kardiovaskuler
Inflamasi kronis dikenal sebagai kekuatan pendorong utama di balik perkembangan aterosklerosis.

Tingkat inflamasi yang berkelanjutan bisa mendorong pembentukan plak dan memicu pembekuan darah, yang keduanya secara signifikan bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Otak
Otak dipisahkan dari sistem imun oleh sawar darah-otak (blood-brain barrier), sebuah lapisan sel-sel padat yang membatasi pembuluh darah ke otak. Namun, otak memiliki sistem imunnya sendiri yang disebut sistem neuroimun, yang melindungi otak dari sel-sel asing, bahan kimia beracun, dan infeksi.

Ketika sistem neuroimun berespons terhadap sebuah stimulus yang berbahaya, inflamasi terjadi di otak dan susunan saraf pusat.

Inflamasi yang berkelanjutan bisa meningkatkan risiko depresi, ansietas dan penyakit-penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson dan Alzheimer.

Otot
Otot rangka adalah jaringan yang paling melimpah dalam tubuh manusia dan sitokin (molekul-molekul yang mengeluarkan sinyal yang merangsang maupun meredam respons inflamasi) memainkan peran penting dalam sintesis dan penguraian jaringan otot.

Kelebihan sitokin penginflamasi, yang menyebabkan inflamasi kronis, bisa mengakibatkan penyusutan otot. Keseimbangan bisa dimiringkan oleh banyak orang faktor, terutama usia.

Inflamasi kronis merupakan faktor penentu dalam perkembangan sarkopenia, sebuah kondisi degeneratif terkait usia yang ditandai dengan hilangnya massa, kekuatan dan fungsi otot.

Tulang

Osteoporosis, sebuah kondisi di mana tulang menjadi rapuh, telah dikaitkan dengan berbagai faktor hormonal, nutrisi dan metabolisme, termasuk kekurangan vitamin D dan Kalsium, rendahnya kadar hormon seks (misalnya, rendahnya estrogen pada wanita pascamenopause), masalah tiroid dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.

Penelitian menunjukkan bahwa inflamasi juga memberikan pengaruh yang signifikan pada regenerasi tulang. Sitokin pro-inflamasi tertentu telah terlibat dalam regulasi pergantian tulang dan diperkirakan bahwa inflamasi kronis merupakan faktor risiko utama.

Kulit
Kulit merupakan garis pertahanan pertama yang penting terhadap mikroba dan racun berbahaya.

Ketika sistem imun kulit menjadi terlalu aktif dan inflamasi kronis berkembang, berbagai penyakit inflamasi kulit, misalnya psoriasis, rosacea dan eksim, bisa berkembang.

Paru-paru
Inflamasi kronis pada daerah paru bisa menyebabkan gangguan pernafasan, dan kondisi seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik.

Inflamasi kronis pada saluran napas bisa dipicu oleh beberapa faktor, antara lain asap rokok, polutan udara dan ketidakseimbangan mikrobiota pada paru.

Tiroid
Tiroiditis Hashimoto adalah kelainan yang paling umum, yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.

Tiroiditis Hashimoto ditandai dengan inflamasi kronis dari kelenjar tiroid. Hal ini menyebabkan kerusakan progresif jaringan tiroid dan menghasilkan tiroid yang kurang aktif (lihat foto judul).

Inflamasi kronis juga bisa menghambat beberapa gen yang terlibat dalam metabolisme hormon tiroid, yang bisa menyebabkan perubahan produksi hormon tiroid, misalnya penurunan tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dan peningkatan T3 terbalik, yang bisa  menyebabkan tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme).

Usus
Usus menampung 70 persen sel yang membentuk sistem imun tubuh, dan memainkan peranan yang sangat penting dalam mempertahankan kita dari patogen dan racun yang terkonsumsi setiap hari.

Ada banyak faktor yang bisa memicu inflamasi kronis pada usus, antara lain permeabilitas usus (juga disebut sindrom usus bocor), kepekaan terhadap makanan dan gangguan pada mikrobiota usus. Inflamasi kronis pada usus bisa menyebabkan perkembangan penyakit inflamasi usus (kolitis ulserativa dan penyakit Crohn).

Ginjal
Inflamasi kronis merupakan ciri khas penyakit ginjal. Protein C-reaktif, penanda inflamasi, yang kadarnya tinggi dalam aliran darah tampaknya menyertai penurunan fungsi ginjal dan penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney Disease/CKD), bentuk paling umum dari penyakit ginjal.

Sistem Reproduksi
Penelitian menunjukkan bahwa inflamasi kronis bisa menjadi faktor kunci dalam disfungsi reproduksi. Inflamasi kronis bisa memperburuk kondisi seperti sindrom ovarium polikistik dan endometriosis. Inflamasi mempengaruhi banyak komponen yang diperlukan untuk reproduksi, dan merupakan penyebab utama infertilitas baik pada pria maupun wanita.

Kepustakaan
1. Davy, Anoushka, The Anti-inflammatory Plan, 1st Ed., Welbeck Publishing Group Limited, UK, 2021, hlm. 14-15.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 30 Agustus 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun