Permasalahan umum yang dihadapi oleh para orangtua zaman sekarang adalah kurangnya minat baca anak, utamanya anak yang lebih menyukai menggeluti segala macam aplikasi di HPnya. Ini sebuah keadaan yang memprihatinkan.
Sebenarnya salah sebuah cara agar ketertarikan anak untuk belajar apa saja bisa ditingkatkan adalah dengan membaca buku apa pun dengan santai, bahkan sebagai hiburan, lihat semua artikel saya dalam topik Fisika untuk Hiburan.
Setelah ketertarikan sang anak tumbuh, bahkan merasa terhibur, barulah dia beranjak memasuki ketertarikan berikutnya, yaitu belajar rumus-rumus.
Kali ini kita jajaki bagaimana menumbuhkan ketertarikan anak belajar tentang atom dan molekul.
Di Rusia, Lomonosov (lihat artikel saya: Penemu Hukum Kekekalan Massa: Lavoiser atau Lomonosov?) meletakkan dasar ilmu atom dan molekul.
Pada 1741, dalam salah satu karya pertamanya, Unsur-unsur dari Kimia Matematis (Elements of Mathematical Chemistry), Lomonosov menyajikan usulan terpenting dari teori korpuskuler tentang struktur materi.
Catatan:
1. Istilah materi dan zat itu sama dan kapan masing-masing istilah ini kita gunakan bisa dilihat dari artikel saya: Sains Santai: Fisika dalam Kimia, Materi dan Gerak.
2. Korpuskuler (kata sifat) dan kospuskel (kata benda) masing-masing dipinjam dari istilah untuk menyebutkan sel darah merah yang dianggap sebagai materi terkecil pada masa Lomonosov.
Menurut Lomonosov, semua zat terbentuk dari partikel-partikel yang sangat kecil dan tidak sensitif, yang secara fisik tidak bisa dibagi dan memiliki kemampuan untuk saling berkohesi. Sifat-sifat zat tersebut disebabkan oleh sifat-sifat partikel-partikelnya.
Lomonosov membedakan 2 jenis partikel tersebut: yang lebih kecil disebut "unsur," sesuai dengan "atom" dalam interpretasi istilah itu saat ini, dan yang lebih besar, korpuskel, yang sekarang dikenal sebagai "molekul."
Komposisi setiap molekul sama dengan komposisi seluruh zat. Zat kimia yang berbeda juga memiliki molekul yang berbeda dalam komposisinya.