Catatan:
Saya baru mengedit artikel naratif evolvabel ini dengan menambahkan sagon ke dalam senarai pada Addendum Pascatayangnya.
Aci
Dalam bahasa Sunda, tepung tapioka disebut aci sampeu, disingkat menjadi aci. Frasa yang mengandung kata aci disingkat lagi menjadi sebuah lakuran (portmanteau), lihat artikel saya: Odol, Lakuran Merek yang Menjadi Kata Sehari-hari,
sehingga bermunculanlah lakuran-lakuran makanan yang enak-enak, misalnya: cireng (aci yang digoreng), cimol, cilok, cibay, cimin, cilor, cilung, dan akan bertambah lagi.
Aci sendiri dalam bahasa Pakpak bermakna bisa, dan kata ini masuk ke dalam dialek  Tanjungbalai, misalnya "tak aci begitu" ("tak bisa begitu").
Ternyata kata ini masuk dalam KBBI menjadi aci dengan makna sah, berlaku, jadi, atau benar.
Kata kerja bentukan dari aci, mengaci, bermakna menghaluskan plester tembok atau tembok dengan semen bercampur air.
Baya
Di Tanjungbalai, baya adalah kata yang bermakna kawan, yang diadopsi dari bahasa Mandailing.
Dalam KBBI, baya bermakna umur, misalnya usianya sudah setengah baya.
Kemiripan makna baya dengan baya yang digunakan di Tanjungbalai terlihat dari kata sebaya, sama umurnya (tuanya), misalnya bermain-main dengan kawan sebaya.
Ada juga orang yang berpendapat bahwa baya ini dengan pengaruh bahasa Sunda berubah menjadi bahaya.
Dalam KBBI juga terdapat kata jagabaya yang bermakna kepala keamanan desa, namun kata baya di sini tidak didefinisikan secara terpisah dari jaga.
Baya juga bisa dibaca "boyo" dalam bahasa Jawa dan maknanya menjadi......... buaya.