Senyawa Stronsium memberikan warna merah pada nyala kembang api.Â
Pada 1808, Stronsium murni pertama kali diekstraksi oleh kimiawan Inggris Humphry Davy, yang melakukan percobaan menggunakan listrik untuk mendapatkan unsur ini dari mineral.
Stronsium pernah digunakan pada layar televisi, tetapi sekarang penggunaannya lebih sedikit.
Magnet yang mengandung oksida besi bisa dibuat lebih kuat dengan menambahkan Stronsium ke dalamnya. Magnet kuat ini digunakan dalam pengeras suara (loudspeaker) dan oven microwave.
Stronsium klorida ditambahkan ke beberapa jenis odol, sedangkan Stronsium radioaktif adalah sumber listrik untuk stasiun radar di tempat-tempat terpencil di mana tidak ada saluran listrik atau pasokan bahan bakar.
Sampai saat ini, salah satu penggunaan utama Stronsium adalah pada televisi: Stronsium oksida (SrO) ditambahkan ke kaca dari mana tabung sinar katoda (cathode ray tube/CRT) dibuat, untuk memblokir Sinar-X yang dihasilkan di dalam tabung. Munculnya alternatif seperti televisi LCD telah menghentikan produksi CRT.
Senyawa Stronsium digunakan dalam pembuatan kembang api, biasanya untuk menghasilkan warna merah cerah, dan seperti Fosfor, Stronsium digunakan dalam mainan yang menyala dalam gelap.
Lebih dari 30 isotop Stronsium diketahui, 4 stabil, dan ada secara alami, sedangkan sisanya tidak stabil dan radioaktif.