Taj Mahal, di Agra, India, sebuah makam yang dibangun oleh Kaisar Mughal Shah Jahan untuk mengenang istrinya Mumtaz Mahal. Bahan bangunan yang dominan adalah marmer (Kalsium karbonat).
Setahun setelah menemukan Kalium, lihat artikel saya: Kalium Penyeimbang Natrium, kimiawan Inggris Humphry Davy menemukan Kalsium pada 1808. Davy berhasil mengisolasi Kalsium dari campuran kapur atau Kalsium oksida (CaO) dan Merkuri (II) oksida (HgO). Davy menamai unsur tersebut menurut kata Latin untuk kapur, Calx. Kapur adalah istilah umum untuk setiap batuan atau mineral yang kaya akan senyawa Kalsium.
Dalam artikel: 6 Unsur Utama Tubuh Manusia, saya telah menguraikan sedikit tentang Kalsium, dan artikel ini membahas lebih rinci tentang unsur Kalsium dan senyawa-senyawanya yang penting.
Dari ke-4 senyawa ini, Kalsium karbonat adalah yang paling banyak dan paling menarik. Ada beberapa bentuk Kalsium karbonat, masing-masing dengan susunan atom (struktur kristal) yang berbeda. Yang paling penting dan paling tersebar luas di antaranya adalah Calsite, yang merupakan penyusun utama batu kapur dan marmer.
Batu kapur (limestone) dan versi yang lebih berpori, kapur tulis (chalk) adalah batuan sedimen yang terbuat dari sisa-sisa makhluk laut kecil yang tak terhitung jumlahnya, misalnya plankton.Â
Selama hidup, makhluk-makhluk itu menyerap Karbon dioksida yang terlarut dalam air dan memasukkannya ke dalam Calsite untuk membangun bagian pelindung tubuh yang keras.
Marmer adalah batuan metamorfik, yaitu batu kapur yang telah diubah oleh tekanan dan panas.
Sejak zaman kuno, orang telah memanaskan batuan yang mengandung Kalsium karbonat di tempat pembakaran kapur, menghilangkan Karbon dioksida untuk meninggalkan residu Kalsium oksida (CaO).Â
Penambahan air ke dalam CaO menghasilkan Kalsium hidroksida (Ca(OH)2), dikenal sebagai kapur mati (slaked lime) yang digunakan orang zaman dulu  sebagai semen.
Kalsium hidroksida mengeras karena menyerap Karbon dioksida dari udara dan membentuk Kalsium karbonat lagi.