Dalam artikel: Kisah di Balik Tabel Periodik, saya menyebutkan bahwa sekitar 99% tubuh manusia terbuat dari hanya 6 unsur yang membentuk ribuan senyawa yang berbeda. Sekarang mari kita lihat apa 6 unsur utama itu.
Dalam tabel periodik, Fe termasuk logam transisi golongan 8, nomor atom 26 dan massa atom 56.
1. Oksigen 65%.
2. Karbon 18,5%.
3. Hidrogen 10%.
4. Nitrogen 3%.
5. Kalsium 1,5%.
6. Fosfor 1%.
Jika diurutkan berdasarkan golongannya dalam tabel periodik (metode IUPAC):
1. Golongan 16: Oksigen.
2. Golongan 14: Karbon.
3. Golongan 1: Hidrogen.
4. Golongan 15: Nitrogen.
5. Golongan 2: Kalsium.
6. Golongan 15: Fosfor.
Jadi ada 5 golongan unsur pembentuk tubuh manusia, yaitu golongan 1 dan 2 dan golongan 14 s/d 16, dengan 2 unsur dari golongan 15, yaitu Nitrogen dan Fosfor, yang keseluruhannya membentuk 4% tubuh manusia.
Dari total 118 unsur dalam tabel periodik; pada temperatur kamar, 105 unsur berbentuk padatan, 11 unsur berbentuk gas, dan hanya 2 unsur yang berbentuk cairan, yaitu Brom dan Merkuri. Namun, justru tubuh manusia terdiri dari 3 unsur berbentuk padatan, yaitu Karbon, Kalsium, dan Fosfor, dan 3 unsur berbentuk gas, yaitu Oksigen, Hidrogen, dan Nitrogen.
Dari 6 unsur utama pembentuk tubuh manusia, saya telah membahas 2 di antaranya, yaitu Karbon, lihat artikel saya: Karbon dan Ranah Manusia (Silikon), dan Hidrogen, lihat artikel saya: Hidrogen, Unsur dengan Inti Atom Paling Kesepian. Oksigen, Nitrogen, dan Fosfor akan saya bahas dalam artikel tersendiri.
Kalsium
Kalsium merupakan unsur paling banyak ke-5 di bumi dan unsur penting pada hampir semua makhluk hidup. Pada manusia, Kalsium adalah unsur logam yang paling melimpah; tubuh manusia dewasa rata-rata mengandung sekitar 1,2 kilogram Kalsium, dimana sekitar 99%nya terikat dalam Kalsium fosfat, penyusun utama tulang dan gigi. Kalsium menyumbang sekitar 100 gram dari 1 kilogram massa tengkorak orang dewasa. Sisanya terlibat dalam fungsi vital, termasuk pembelahan sel, fungsi saraf dan otot yang sehat, pelepasan hormon dan pengontrolan pH darah.
Kalsium sangat penting dalam diet kita. Kita mendapatkan asupan Kalsium melalui  makanan yang kaya Kalsium, termasuk produk susu. Satu gelas susu mengandung sekitar 0,333 gram Kalsium.
Jeruk hijau juga merupakan sumber Kalsium yang baik, dan kebanyakan jus jeruk memiliki tambahan Kalsium.
Ada banyak Kalsium dalam sayuran hijau juga, tetapi banyak yang bersenyawa dengan asam oksalat juga hadir untuk membentuk senyawa yang disebut Kalsium oksalat, yang tidak bisa diserap oleh tubuh.
Bayam memiliki kadar Kalsium yang sangat tinggi, tetapi juga asam oksalat. Vitamin D diperlukan untuk penyerapan Kalsium yang tepat dari usus dan oleh karena itu dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang; kekurangan Kalsium maupun vitamin D menyebabkan penyakit rakhitis (ricket).
Senyawa Kalsium bisa diambil sebagai suplemen makanan atau mungkin ada dalam makanan yang diperkaya Kalsium. Banyak makanan yang kaya Kalsium juga diperkaya dengan vitamin D.
Di alam, Kalsium muncul dalam banyak mineral: Kalsite dan Aragonite terbuat dari senyawa Kalsium dan karbon yang disebut Kalsium karbonat.
Lapisan luar yang keras dari banyak hewan lain, seperti cangkang siput laut, terbuat dari Kalsium karbonat. Â Seperti pada manusia, tulang kerangka hewan mengandung senyawa Kalsium fosfat.
Tablet antasida yang digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan, mengandung Kalsium karbonat. Senyawa ini bereaksi dengan asam di lambung.
Senyawa Kalsium juga banyak digunakan sebagai bahan konstruksi. Eternit yang digunakan untuk menghaluskan dinding, kapur tulis, dan Plaster of Paris semuanya terbuat dari mineral gypsum. Kalsium oksida merupakan bahan penting dalam semen dan membantu mengubahnya menjadi beton keras.
Kepustakaan:
1. A Closer Look at Living Things, edited by Michael Anderson, 1st ed., Britannica Educational Publishing, New York, 2012.
2. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
3. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
4. Diary Johan Japardi.
5. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 20 Juni 2021
Johan Japardi