Kaligrafi yang saya beli di rumah Tang Bohu, Suzhou, 2 Januari 2014.
Kaligrafi 4 baris syair beraksara 7, di baca dari atas ke bawah dan kanan ke kiri. 3 aksara yang memulai 3 baris pertama adalah nama saya, Ye Yufeng.
Tang Bohu (1470-1524), nama kehormatan: Tang Yin, adalah seorang pelukis, penulis kaligrafi, dan penyair China dari periode Dinasti Ming yang kisah hidupnya telah menjadi bagian dari pengetahuan populer. Meskipun dia lahir pada masa Dinasti Ming, banyak lukisannya, terutama lukisan orang-orang, diilustrasikan dengan elemen dari seni Dinasti pra-Tang hingga Dinasti Song.
Selain sebagai salah seorang pelukis paling terkenal dalam sejarah seni China, Tang Bohu juga seorang penyair berbakat dan termasuk dalam "Empat Guru Sastra dari Wilayah Wuzhong," bersama 3 orang yang sezaman dengan dia, Â yaitu Wen Zhengming, Zhu Yunming (1460-1526), dan Xu Zhenqing.
Gaya hidup eksentrik Tang telah mendorong pendongeng untuk mengabadikannya sebagai karakter penipu dalam cerita rakyat China, bahkan dalam film The Flirting Scholar (Cendekiawan Genit) dimana Tang Bohu diperankan oleh Stephen Chow, dia digambarkan sebagai seorang playboy yang urakan.
Ketika saya mengunjungi Suzhou pada 1 Januari 2014, saya hanya punya waktu s/d tanggal 2 Januari 2014 karena harus melanjutkan perjalanan ke Shanghai. Dengan lumayan banyak tempat yang saya rencanakan untuk dikunjungi, saya yang biasanya melakukan perjalanan sendiri jadi memilih ikut pemandu wisata setengah hari keliling Suzhou untuk bisa mengunjungi rumah Tang Bohu di sana.
Di rumah yang sudah dijadikan tempat berwisata itu, saya bertemu dengan seorang ahli kaligrafi sekaligus penyair seperti Tang Bohu, dan menurut si pemandu wisata, orang seperti bapak ini hanya ada 6 di China. Saya pun lalu memesan sebuah kaligrafi seharga RMB 300 berdasarkan nama saya (lihat Gambar Judul) yang lalu dikembangkan oleh si bapak menjadi sebuah puisi indah dalam waktu......... 3 menit.
Lukisan ini menunjukkan Tang Bohu sedang memperagakan keahliannya melukis dan menulis kaligrafi puisi kepada teman-temannya.
Contoh puisi Tang Bohu:
Bambu
Bulan tenggelam pada jam tiga malam, jendela kertas tampak tembus pandang
Terkobarkan arak, kutopang kepalaku dan membaca sebentar
Pikiranku melayang-layang, kupaksakan diri, tetapi tidak bisa menahannya
Sepuluh batang (bambu), masih hijau di musim dingin, menghasilkan bayang-bayang yang lebat.
Sumber: Catatan Perjalanan Johan Japardi ke China, Desember 2013 s/d Januari 2014.
Jonggol, 30 April 2021
Johan Japardi