Salah sebuah kisah paling tragis dalam sejarah dinasti Song adalah fitnah keji yang dilakukan oleh Qin Hui dan isteri dan antek-antek mereka kepada Jenderal Yue Fei yang sangat terkenal itu, yang berujung dengan kematian sang jenderal dan putranya.
Yue Fei adalah seorang jenderal yang sangat setia kepada negara, yang atas restunya ibunya memilih pergi berperang demi membela negara ketimbang merawat sang ibunda.Â
Ibunya bahkan menorehkan tato di punggungnya dengan kalimat ç›¡å¿ å ±åœ‹  jinzhong baoguo (melayani negara dengan kesetiaan sepenuhnya).
Atas jasa-jasanya bagi negara, Yue Fei dianugerahi gelar anumerta æ¦ç©† Wumu oleh Kaisar Xiaozong pada 1169, and kemudian dianugerahi gelar anumerta 鄂王 Èwang (Pangeran È) oleh Kaisar Ningzong pada 1211 (nama gelar ini terukir pada batu nisan Yue Fei).
Kaisar yang terkena hasutan Qin Hui memanggil Yue Fei pulang dari medan peperangan melawan dinasti Jin* Â di utara. Setelah menangkap Yue Fei, putranya (Yue Yun), dan Zhang Xian atas tuduhan palsu.
Qin Hui dan istrinya, Nyonya Wang, sedang duduk-duduk di samping "jendela timur" sambil menghangatkan tubuh mereka di dekat perapian, ketika dia menerima sepucuk surat dari rakyat yang menuntut pembebasan sang jenderal. Qin Hui khawatir karena walaupun sudah hampir dua bulan disiksa, Yue Fei tidak bisa dipaksa mengakui tuduhan palsu pengkhianatan dan Qin Hui terpaksa harus melepaskan dia.Â
Akan tetapi, setelah seorang gadis pelayan membawakan jeruk segar ke dalam ruangan tersebut, Ny. Wang menyusun siasat untuk mengeksekusi sang jenderal.Â
Dia memberitahu Qin Hui untuk menyisipkan sebuah pemberitahuan eksekusi di dalam kulit jeruk dan mengirimkannya ke hakim yang menjadi juruperiksa.
*Ini Jin (lafal Indonesia: Cin) yang saya sebut Cina dalam artikel saya: Mengulik Kata "Cina" yang Salah Kaprah (Seharusnya: "China")
Demikianlah, sang jenderal dan kawan-kawannya pun dijatuhi hukuman mati sebelum Kaisar dan Qin Hui sendiri mencabut  surat perintah eksekusi tersebut. Persekongkolan ini dikenal sebagai "Rencana Jendela Timur."