Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pemakan Enak (Epikur) dan Pengelana Sejati (Partially Bilingual)

7 April 2021   00:30 Diperbarui: 27 April 2021   05:26 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Epikur Sejati
Seorang epikur sejati adalah seseorang yang telah menikmati berbagai makanan enak dan menyadari bahwa makanan paling enak di dunia adalah hasil masakannya sendiri.

A true epicure is one who has enjoyed various delicious food and realizes that the most delicious food in the world is that of one's own cooking.

Pernah ada seorang Amerika yang berkata, "Setiap kali saya memakan Chinese food, saya teringat pizza." Suatu ucapan yang tidak dipikirkan baik-baik lebih dulu. Bisa saja saya mengatakan, "Setiap kali saya memakan American food, saya teringat semur jengkol." Ini masih relevan karena semur jengkol adalah makanan Indonesia, pizza bukan makanan Amerika.

Dan kata teman saya, Nurhaida AR:
Ida sangat setuju, tak ada masakan di dunia ini yang enak selain masakan bunda kami. Karena sekarang bunda sudah tiada, masakan sendirilah yang paling enak. Ini fakta dari ucapan suamiku, "Masakan isteriku tiada duanya."

Pengelana Sejati
Seorang pengelana sejati adalah seseorang yang telah menjelajahi  ujung-ujung langit dan pojok-pojok laut (天涯海角 Tianya Haijiao), dan menyadari bahwa tempat terbaik di dunia adalah tempat tidurnya sendiri.

A true traveler is one who has traveled to edges of the heaven and corners of the sea (天涯海角 Tianya Haijiao), and realizes that the best place in the world is one's own bed.

Jonggol, 7 April 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun