Jingga swastamita nampak malu dari ufuk peraduan.
Di antara kegundahan cakrawala yang mengudara.
Di sela-sela kegelapan mega dari pusaran samudera.
Terendam sinarnya,
Tersapu rintik hujan yang datang tiba-tiba.
Kita adalah lembaran surat yang tak terbaca.
Merangkai kata sederhana dengan alur kisah tertata.
Hingga tak terasa rangkaian renjana menyelinap masuk.
Menentukan suasana rasa,
Mendobrak dinding-dinding dogma yang diperjuangkan begitu nyata.
Taman lavender dan aster begitu indah bukan?
Kata orang di selatan.
Ku kira itu benar.
Tapi kata orang di utara krisantium lebih indah.
Orang di selatan dan utara,
Beramai sorai menarik batas agung pada sang Tuan.
Sialnya aku adalah pelaku utamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H