Menulis puisi itu mudah. Tapi, menulis puisi yang indah, dalam, jernih dan kuat, itulah yang sulit. Dan itulah yang membedakan penulisnya seorang penyair atau sekedar penulis puisi saja. Di tangan penyair sungguhan, tema sederhana mampu hadir dengan kekuatan visi, gaya bahasa, dan makananya, hampir menyerupai sebuah pemikiran filosofis dan bukan sekedar curahan hati. Bahkan walau ia mengatakan hal yang sudah umum seperti cinta, tema itu hadir dengan demikiian dalamnya. Salah satunya mari kita simak puisi Faisal Kamandobat berikut ini: SEPERTI MATAHARI Seperti matahari, cinta ini Tak seorang pun menciptanya, Bahkan kau dan aku, bahkan mawar Yang berguru pada musim Serta para rahib Yang tekun menyimak wahyu. Mereka tidak mampu Mencipta cinta. Tapi, kita yang polos dan berdosa Dapat memilikinya: Tanpa berguru pada musim Dan menjadi pertapa Cinta membuat kita mampu Mengerti segalanya. Maka setiap kali membuka mata Wajahmu dan wajahku ikut terbuka Layaknya kitab yang dapat dibaca Dari arah mana saja Dan memberi makna Sebanyak yang kita minta. Tapi, kita tak pernah Tuntas mempelajarinya. Maka kita yang jatuh cinta Akan menderita Lebih dalam dari ratap para rahib Lebih getir dari nyanyian mawar Di musim kering. 2005
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H