Mohon tunggu...
Pallas Athena
Pallas Athena Mohon Tunggu... karyawan swasta -

jogja punya malioboro, jogja punya sejarah, jogja punya persiba, jogja punya psim, jogja punya pss karena jogja punya bola

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Jangan Ikut Liga Indonesia! (Kalau Cuma Bikin Repot)

31 Agustus 2014   18:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:59 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14094575181877164735

[caption id="attachment_321737" align="aligncenter" width="300" caption="ISL LOGO"][/caption]

JANGAN IKUT LIGA INDONESIA

Sebuah artikel memang tidak akan mengubah apapun, sebuah artikel tidak akan mengubah sebuah klub amatir menjadi klub profesional saya sadar itu. Tapi, sebuah artikel bisa menyalurkan kegelisahan saya akan kebodohan yang terorganisir yang kalian sebut klub sepak bola. Kebodohan yang terorganisir saya sebut demikian karena kebodohan yang saya lihat ini berlangsung dalam sebuah struktur organisasi. Saya sebut bodoh karena sudah tahu bahwa kemampuan klub yang diurusnya hanya amatir masih memaksakan diri mengikuti liga profesional hanya demi sebuah gengsi, demi sebuah kebanggaan. Kebodohan yang kalian pelihara wahai para pengurus klub sepakbola sudah menyebabkan banyak penderitaan bagi seluruh pelaku sepakbola di dalamnya. Pemain, pebisnis dan suporter adalah korban yang menderita secara langsung.

PT LIGA INDONESIA

PT LI sebagai otoritas penyelenggara liga profesional di Indonesia juga telah melakukan pembodohan publik secara terorganisir. Sebagai penyelenggara sudah seharusnya PT LI menyediakan semua keperluan klub - klub pesertanya. Selama ini PT LI hanya mengeluarkan Manual Liga yang berisi petunjuk, peraturan dan sanksi bagi klub pesertanya. PT LI tidak pernah memberikan pelatihan bagi sebuah klub bagaimana untuk menjadi mandiri sebagai sebuah perusahaan karena selama ini klub - klub sepakbola di INdonesia tergantung dari subsidi APBD. Banyak klub - klub beranggapan bahwa sudah bisa disebut profesional karena sudah tidak menggunakan dana APBD lagi.

KLUB yang BIKIN REPOT

Sejak awal digulirkannya kompetisi ISL musim 2014 sudah terbit keraguan akan kemampuan finansial 3 klub pesertanya yaitu PERSIBA BANTUL, PERSIJAP JEPARA dan PERSITA TANGERANG.

PERSIBA BANTUL

Jauh panggang dari api jika ingin menyebut Persiba bantul sebagai klub profesional. Dilihat dari struktur organisasi dan pengelolaannya secara financial adalah klub amatir. Masih menggantungkan terhadap satu figur dalam hal pendanaan adalah hal yang utama. Tidak mampunya manajemen mengelola aset std Sultan Agung sebagai sumber pendapatan utama adalah hal yang kedua. Suap dan judi adalah sudah menjadi rahasia umum yang dilakukan perangkat klub selama keikutsertaannya di IPL dan ISL. ketiga hal tersebut masih diperparah lagi dengan pembagian group ISL yang berada di zona indonesia timur dimana biaya tandangnya sangat besar. PT LI memang sudah sedemikan amburadulnya sehingga klub di zona indonesia barat harus berada di INdonesia Timur. Berbagai masalah tersebut diatas menjadikan pemain sebagai korbannya, apalagi kalau bukan gaji yang tak terbayar. Terdegradasi ke DU musim depan harusnya menjadi pelajaran dan perombakan bagi pengurus dan stake holder di bantul. Jika masih sama saja dengan sekarang maka Persiba bantul akan jadi lahan empuk suap dan perjudian.

PERSIJAP JEPARA

meski stadion yang mereka gunakan berada di kota Jepara  dengan base suporter fanatiknya tidak menjadikan kondisi keuangan klub ini sehat. Sumbangan dari stake holder di kota jepara tidak mampu dikelola secara maksimal oleh pengurus Persijap saat ini. Korupsi dan suap serta ketergantungan terhadap sosok tunggal ketua pengprov PSSI Jateng menjadikan klub ini susah maju menjadi klub profesional. gaji yang tak terbayar sudah jelas menjadi hukuman bagi pemain Persijap saat ini. Musim depan saat berlaga di DU harusnya menjadi pembelajaran yang berharga bagi Persijap untuk lebih bagus mengelola asetnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun