Mohon tunggu...
Ipung Jogjangler
Ipung Jogjangler Mohon Tunggu... Wiraswasta - Fasilitator ketangguhan bencana dan pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat

menikmati hidup dan merayakan cinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Berpuasa Saudaraku

3 Juni 2016   11:23 Diperbarui: 3 Juni 2016   11:33 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesabaran selalu berbuah kebaikan. Secara empirik kita sudah membuktikan. Ternyata itu juga sudah dibuktikan secara ilmiah oleh profesor Walter Mischel dari StandfordUniversity, AS, melalui sebuah proyek bernama Marshmallow Experiment.

Eksperimen jangka panjang itu dimulai tahun 1960, bertujuan mengungkap tabir rahasia kesuksesan seseorang dalam hidup, kesehatan dan karir. Dalam eksperimen itu Walter dan timnya melakukan pengujian pada ratusan anak-anak berusia antara 4 hingga 5 tahun. Anak-anak itu ditempatkan di bilik-bilik terpisah, sendirian, duduk di kursi dengan sebuah meja kecil dihadapannya. Di atas meja terdapat sebuah mangkuk berisi marshmallow atau kira-kira semacam permen di Indonesia.

Walter dan timnya kemudian memberi penjelasan pada anak-anak itu.  Aturannya anak-anak akan ditinggalkan sendirian di dalam bilik dengan pintu tertutup. Jika seorang anak memakan marshmallow di atas meja, maka anak tersebut dinilai gagal tes dan tidak akan mendapat hadiah marshmallow lebih banyak lagi. Sebaliknya jika si anak dapat menahan diri tidak memakan marshmallow itu maka ia lulus tes dan akan mendapatkan hadiah marshmallow banyak sekali untuk dibawa pulang. Setelah itu anak-anak ditinggalkan sendirian selama 15 menit di dalam bilik.

Betapa berat anak-anak itu harus menahan air liur melihat marshmallow dihadapannya. Beberapa anak tidak dapat menahan diri. Meloncat meraih marshmallow dan memakannya sampai habis. Tepat setelah tim eksperimen menutup pintu.

Eksperimen ini dipublikasikan tahun 1972. Tetapi bagian paling menarik muncul berpuluh tahun kemudian ketika anak-anak peserta eksperiman sudah dewasa. Walter dan timya melakukan pelacakan anak-anak itu ke sejumlah negara bagian AS. Temuan mereka membuat tercengang. Anak-anak lolos tes hidupnya lebih sukses. Mereka berpendidikan tinggi, menjadi pemimpin perusahaan, tubuhnya sehat, dan memiliki keluarga bahagia. Cerita sebaliknya terjadi pada anak-anak gagal tes.

Meski ukuran sukses itu spektrumnya luas, kita bisa memetik pelajaran dari eksperimen ini. Jika seseorang terlatih bersabar maka ia akan berhasil melewati godaan-godaan dalam perjalanan hidup hingga berakhir sukses. Sebentar lagi bulan puasa. Dan puasa itu menahan godaan, melatih kesabaran, menjadi manusia sukses. Selamat berpuasa, saudaraku..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun