Pernahkan kau merasa dimengerti hanya dengan menatap dan memperhatikan bahasa tubuh dari lawan bicaramu? Itulah perasaan yang muncul jika empati diterapkan pada sebuah interaksi dua arah. Empati ialah sebuah  perasaan dimana seseorang dapat merasakan dan memahami perasaan orang lain, seolah ia sendirilah yang berada pada posisi tersebut. Meskipun, ia sendiri belum pernah mengalaminya secara langsung. Melalui empati, seseorang dapat menunjukkan rasa kepedulian mereka dengan tulus. Empati juga dapat menjembatani sebuah hubungan agar dapat terjalin lebih erat.
Mari Mengenal Empati Lebih Dalam!!
Menurut Hurlock, empati dapat dimaknai sebagai kebolehan seseorang dalam menempatkan dirinya pada posisi orang lain. Sehingga apa yang tengah dirasakan orang lain seakan-akan ia sendirilah yang mengalaminya. Hal ini diperkuat lagi oleh Baron dan Byrne, mereka mendefinisikan empati sebagai kemampuan untuk dapat atau mampu merasakan gejolak emosional orang lain, merasa simpatik dan berusaha menyelesaikan masalah, dan memandang sesuatu dari jendela orang lain.
Menurut Siwi (1992), Jenis kelamin dapat menjadi dasar salah satu pengukur kemampuan empati seseorang. Empati perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan yang cukup jelas, meski tak begitu jomplang. Namun, 9 Wanita diumumkan memiliki respon empatik yang lebih tinggi dibandingkan pria, dan kesenjangan antara gender terus meningkat saat mereka mulai menginjak ke masa remaja. 10 Penelitian memaparkan hasil, bahwa terdapat perbedaan dalam kemampuan empati antara para pria dan wanita. Jika dijabarkan secara klise, perempuan seringkali digambarkan sebagai sosok lebih perduli dan berempati terhadap lingkungan dan memandang semuanya dengan perasaan, sedangkan laki-laki digambarkan sebagai kurang emosional dan lebih kognitif.
Beberapa jenis empati, jika dilihat dari aspek-aspeknya:
- Empati Kognitif : kemampuan dimana seseorang dapat memahami apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, dengan mengenyampingkan perasaan atau emosional. Misalnya, saat orang lain mengatakan keluhan mereka tentang sesuatu, seseorang yang memiliki empati kognitif akan mengerti bahwa lawan bicaranya sedang setres, meskipun ia tidak ikut merasakan emosional orang tersebut.
- Empati Afeksi : Berbeda dengan empati kognitif, empati afeksi lebih memperhatikan bagaimana emosional dapat mempengaruhi suasana hati seseorang. Seringkali seseorang ikut terhanyut dalam perasaan orang lain hingga tanpa sadar menunjukkan reaksi. Seperti ikut bahagia, menangis, atau memeluk secara spontan.
- Empati Emosional : Empati emosional sebenernya memiliki kesamaan dengan empati Afeksi. Perbedaannya terdapat pada seberapa jauh kamu dapat menyelami perasaan orang lain dan mengerti serta memahami apa yang mereka rasakan atau alami. Seseorang yang memiliki kemampuan ini seringkali ikut terhanyut sehingga ia seolah merasakan secara langsung dan nyata. Bagaikan kisah atau perasaan itu telah menjadi bagian dari dirinya. Hal ini, dapat terjadi karena dua kemungkinan. Karena pengalaman masa lalu yang telah ia alami atau tingginya rasa kepeduliannya (peka) terhadap orang lain.
Tahukah kamu, bahwa simpati dan empati itu berbeda lohh!..
Berbicara mengenai Empati Afeksi, ternyata empati jenis ini memiliki sedikit kesamaan dengan perasaan simpati. Padahal, keduanya jelas berbeda. Â Simpati dapat diartikan sebagai rasa kepedulian terhadap kondisi orang lain. Tapi rasa kepedulian itu tidak membuatmu ikut terhanyut dalam suasana emosional orang lain. Berbeda dengan empati, dimana kamu ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain hingga menimbulkan reaksi resonansi emosional. Salah satunya ikut menangis saat kamu mendengar kisah atau melihat orang lain bersedih dan menangis karena kamu merasa bahwa kesedihan mereka adalah kesedihanmu sendiri. Coba bandingkan dua kondisi ini:
- Seseorang melayat ke rumah tetangganya yang baru saja ditinggal wafat oleh suaminya. Ia memberikan santunan dan mengucapkan "saya ikut berduka atas kepergian suami anda" dengan raut muka sedih, ia memberi masukan dan harapan pada keluarga yang ditinggalkan, kemudian berlalu.
- Seseorang pergi tergopoh-gopoh ke rumah sahabatnya yang baru saja mendapat kabar bahwa suaminya meninggal. Ia masuk ke dalam rumah sahabatnya dengan raut muka panik dan mendapati sahabatnya sedang menangis meraung-raung. Spontan ia memeluk sahabatnya dengan erat sambil menangis. Ia berusaha menenangkan dan memvalidasi perasaan yang dirasakan sahabatnya. Ia juga selalu berada disamping sahabatnya, memastikan sahabtnya tidak merasa sendirian.
Apakah kamu merasakan perbedaan diantara dua kondisi di atas? Kondisi dimana seseorang hanya menunjukkan rasa kepedulian mereka secara sederhana dengan kondisi dimana seseorang seolah ikut merasakan rasa kehilangan padahal musibah itu tidak menimpa dirinya sendiri, melainkan sahabatnya.
Seberapa jauh peran empati dalam sebuah komunikasi?
Pernahkah kamu membayangkan sebuah komunikasi tanpa ada reaksi dari lawan bicaramu? Komunikasi berjalan datar dan sangat membosankan, seolah kamu sedang berbicara dengan tembok. Empati sangat penting dalam sebuah komunikasi, melalu empati seseorang bisaa menyalurkan kehangatan, kelembutan, dan rasa pedulinya dengan tulus. Diterapkannya empati dalam sebuah hubungan juga dapat memperkokoh hubungan tersebut. Karena mereka akan saling mengerti sudut pandang masing-masing. Empati juga bisa menjadi motivasi yang besar bagi orang lain, karena pengalaman orang lain, seringkali menjadi guru yang berarti bagi seseorang.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melatih empati
- Mendengarkan curhatan orang lain dengan seksama. Usahakan saat orang lain bercerita dengarkan dengan seksama tanpa terburu-buru, dengarkan hingga ia selesai. Fokus pada hal yang ia coba ungkapkan. Semakin banyak perasaan yang bisa kamu tangkap, semakin banyak perasaan yang bisa kamu fahami dan rasakan.
- Coba bayangkan jika kita yang berada di posisinya. Apa yang akan kamu rasakan jika seandainya kamulah yang berada di posisinya. Apa yang akan terjadi, perasaan seperti apa yang muncul saat itu. Dengan demikian, kamu lebih bisa memahami dan merasakan emosional yang sama.
- Pahamilah sisi emosionalmu. Cobalah untuk mengatur dan mengenali sisi emosionalmu. Karena semuanya harus berasal dari diri sendir. Bagaimana caramu bisa merasakan emosional orang lain, jika kamu saja tidak memahami perasaan yang sedang kamu rasakan.