Mohon tunggu...
Joeni Hartanto
Joeni Hartanto Mohon Tunggu... profesional -

Pekerja Bebas,sementara ini tinggal di Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat. Menitik rangkaian kesadaran untuk kembali saling berkesadaran dan ber-laku atas fungsi, posisi, tugas dalam kesetimbangan dan harmoni sesama titah mahkluk.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

NgayogJazz 2011: CO2xT-Lunyu JAZZ

13 November 2011   07:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:44 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_143319" align="alignleft" width="240" caption="NgayogJazz 2011, Copyleft: NgayogJazz"][/caption] “Nandoer JAZZing Pakarti, ing tembe bakalan  Ngunduh Wohing Pakarti, jika kita menanam kebaikan akan menuai dan memanen kebaikan juga,..kira-kira begitulah plesetan termaksud dari tema Pagelaran Tahunan NgayogJazz 2011.

Pada tanggal 12 November 2011, di pagi hari keramaian pasar Kotagedhe masih normal seperti biasa, pedagang bertemu pembeli “bernyanyi” menjajakan dagangannya,..seribu tiga,..seribu tiga,..mari ibu-ibu, bapak-bapak,..beli sayur, beras, ikan asin ramai berkelindan dengan suara-suara langkah kaki,..ketukan pandai besi,..dentingan suara alat dapur, bahkan jeritan bayi kepanasan mewarnai “jazzy” music hidup keseharian pasar Kotagede. Tidak banyak berubah ketika jelang jam 14.00, giliran para “pedagang lain” anak-anak muda berkaos hitam berdatangan menenteng berbagai “dagangan” aneh di pasar, bagaikan suasana pasar sebenarnya di pagi hari sebelumnya.

Dagangan NGAYOGJAZZ 2011 pasar Kotagede dimulai,..lima lapak panggung menjajakan dagangan, Lapak Panggung Spleker, Horn, Sirine, Corong, Gaog, dan Lapak Panggung Swara Warga berebut menawar pembeli dengan sajian racikan bumbu Jazz selera masing-masing.

10 Jam Serangan Pasar Oemoem NGAYOGJAZZ menghentak terik panasnya matahari,.. dentuman bass menggetarkan kaca-kaca, pintu besi toko-toko di sepanjang jalan Mandarakan, teriakan jual beli pedagang pasar digantikan lengkingan jual beli alat-alat music dan vocal penyanyi. Pasar memang sebenarnya juga panggung Jazz,.. pedagang tidak ubahnya seperti pemusik dan penyanyi Jazz,.. selalu berimprovisasi saling berjual-beli menjajakan dagangan/musiknya kepada para pembeli/penonton. Jam Session antara pedagang/pemusik selalu mewarnai hasrat memberikan yang terbaik untuk para penonton dan pembelinya.

[caption id="attachment_143320" align="alignright" width="270" caption="Pasar Jazz, Copyleft: NgayogJazz"][/caption] DJOGJA memang selalu BEDA dan ISTIMEWA, apapun bentuk music dan darimanapun music itu berasal akan melebur dan berubah BER-ATMOSFIR NAGARI NGAYOGYAKARTO. Di awal kemunculan Jazz di Indonesia, bahkan sampai sekarang ada kesan bahwa music jazz hanya untuk kelas atas, dimainkan di hotel-hotel berbintang atau tempat-tempat ekslusif dengan penonton ekslusif pula serta ticket yang selangit. Demikian pula di Jogja 10-15 tahun lalu, hanya hotel-hotel besar dan atau di auditorium universitas ternama ada pagelaran music Jazz.

Berjalan dengan waktu munculah berbagai kelompok-kelompok anak muda dan komunitas-komunitas jazz Djogja yang mulai tampil di tempat-tempat umum dimana banyak orang muda Djogja berkumpul.

[caption id="attachment_143560" align="alignleft" width="240" caption="Sierra Soetedjo, - Copyleft: Caesar M.Valavi "][/caption] Jika tidak salah, salah satu “waroeng” yang menginisiasi menampilkan group-group music Jazz pertama adalah satu waroeng di Kotabaru (Belakang Toko Buku Ternama di Indonesia). Kemudian Jazz Mben Senen,..setelah berputar dan berkeliling pentas dimanapun, pada akhirnya “manggrok” di Bentara Budaya Kotabaru menampilkan barbagai group Jazz di setiap senin malam,..Gratis! hanya makanan jualan warung angkringan saja yang harus anda beli. Bukan black forest, cappuccino atau makanan/minuman ala hotel yang tersaji,..teh jahe, kopi jahe, tempe bacem dan sego kucing-lah teman menikmati tingkah polah jazzer tua muda yang pentas di panggung sederhana tanpa pernik dengan music yang penuh pernik improvisasi.

Menikmati music Jazz di Jogja seolah menikmati “Angkringan”,..dengan sajian khas “ndeso” sungguh nyamleng di lidah, telinga bahkan di kantong! Jika anda semalam menikmati NgayogJazz saya kira anda akan merasakan suasana Angkringan tersebut,..Angkringan Music didalam pasar!

Dari hasil Nandoer Jazzing Pakarti terlihat hasilnya di puncak acara NgayogJazz 2011 semalam,.. Jazzer muda Ngayogyakarta yang berkolaborasi dengan para seniornya yang kebetulan berdomisili dan bermusik di Ibukota tidak kalah skill, improvisasi dalam penampilannya.

[caption id="attachment_143322" align="alignright" width="210" caption="Rieka Roeslan, Copyleft: Caesar M.Valavi"][/caption] Rieka Roeslan dengan lirik menarik tentang cinta dengan kesan tanpa lebay dan lirik humanisnya terlihat menemukan kembali Jazzynya setelah keluar dari the Groove. Komunikasi dengan penonton cukup bagus, apalagi memang para penontonnya hampir 80% adalah anak-anak muda yang sedang dimasa gila cinta.

Jazz adalah komunikasi dua arah manusia dengan alat music; pentatonik, diatonik berharmoni menyatu,..bahkan cocot (maaf,..masksud saya mulut) bisa menjadi alat music yang hmm,...  mengeluarkan suara  kata-kata lunyu-licin menirukan beat dan alat music dan atau sebaliknya.

[caption id="attachment_143324" align="alignleft" width="210" caption="Tri Utami, - Copyleft: Sulistyawan"][/caption] Pancen lunyu tenan “cocote” Jaduk Ferianto, Idang Rasyidi dan Tri Utami saling berkelindan saling ber jamm menimpali mengikuti alat music keyboard Idang Rasyidi dan Electric Percussion Jaduk dengan mulut dan celoteh gerak saling mengejek diantara mereka. USAIKI salah satu lagu baru yang baru tercipta 2 hari lalu,..sebenarnya adalah kebalikan ASUIKI sebuah music “satir” yang menertawakan keadaan terkini dibawakan dengan apik dengan Co2xt lunyu mereka.

Tanpa terasa 10 jam! Pentas diakhiri dengan membawakan lagu kebangsaan Padamu Negeri dengan gaya Jazzy nakal sak karepe dhewe,..tidak mengurangi makna rasa cinta mereka pada negeri ini,..

[caption id="attachment_143325" align="alignright" width="180" caption="Sampai Jumpa Tahun 2012 - Copyleft: NgayogJazz"][/caption] Sebuah pertanyaan yang masih terngiang di pikiran ketika sampai rumah,..tentu ada maksud kenapa NgayogJazz 2011 dipentaskan di Pasar Kotagede tepatnya di Jalan Mandaraka dengan tema Ngunduh Jazzing Pakarti?

Tentu anda tahu siapa Patih Mandaraka (Ki Juru Martani) dalam sejarah Kerajaan Pajang dan terbentuknya Mataram,..dan tentu anda tahu juga Kotagede adalah punjering kerajaan Mataram. Ngunduh Wohing Pakarti,..menuai hasil apa yang telah ditanamnya. Saya tidak tahu,..yang jelas DJOGJA TETAP ISTIMEWA.

Gazebo, 13 Nov 2011, 02.30 wib

JH

Sumber Foto: http://www.facebook.com/ngayogjazz

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun