[caption id="attachment_153472" align="alignleft" width="180" caption="Monita Mecihadila, putri pertama Robby Mecihadila & Evie Mecihadila"][/caption] Dititik kebosanan hari ini, dengan hujan yang tak pernah berhenti sampai sore hari merangsang nafsu ngemil menikmati jajanan khas Bandung buah tangan sahabat yang sedang tour de Java. Laptop menyala tanpa disentuh,..pop up pesan saling menimpali di pojok kanan layar dari jejaring sosial yg selalu online ,..sahabat kecil saya Monita Mecihadila yang kemarin protes “kenapa Om, kok YM Monita nggak dibalas? Om bosen ngobrol sama anak kecil ya?” Aaah Monita jelas tidak,..mungkin tidak menjawab karena Om Tanto tertidur di depan laptop,…kebiasaan seperti Tante Clara yang Monit ceritakan itu,..hi3x. Tertulis di komen dinding FB, Selamat Tahun Baru Om,.. Selamat tahun baru juga Monit,..ayoo kapan haikunya di upload,..Om Tanto dapat cerita kalau udah buat lagi lho,…dan mengalirlah diskusi yang sangat menarik dengan Monita,..berpindah di Yahoo Messenger . Halo Om,…Hola Monita,..percakapan mengalir menyenangkan mengalahkan hari yang membosankan di awal tahun baru 2012. Bicara Haiku, dan Haiga. Om,..foto ucapan tahun baru itu bukan haiga khan?Bukan Monita,..hanya ucapan tahun baru saja.,..mengalir dan mengalir,.. menjawab dan diskusi bagaimana menulis di foto. Karena Monita tidak tahu di folder apa menyimpan foto, saya minta tanya ke Opa, karena memang Monita menggunakan komputer Opanya. Opa tidur Om,.. lucu banget! Kelihatan tua,.. Asik itu dibuat Haiku,… Meluncurlah bait haiku Monita tentang Opanya yang tidur Gemericik suara hujan Tenggelam halus suara Nafas opa Haha,..jelek ah Itu tadi ungkapan awal cerita tentang Opa nampak tua mana? Nggak ada ceritanya Om! Perasaan pertama Monit melihat Opa tidur lho,.. Sekarang kan lg main di ruang kerja Opa,..Opanya tidur di kursi panjang,..kelihatan tua,..nggak ada cerita apa apa OK,..itu kenampakannya,..terus yg dirasa monit, tentang hidup, Monita sendiri yg masih muda, dan Opa?,..bagaimana ketika awal melihat Opa,..terus sekarang? Kenapa Monita tadi berucap,..Opa nampak tua? Berarti sebelumnya atau sebelum Opa tidur Monita melihat Opa kelihatan lebih muda? Ketika Opa lagi di kantor, kelihatan semangat muda di usia tua, banyak memberi perintah ke anak buah kantor,..selalu semangat, kadang berapi api,..tapi juga lembut Nah itu, dapat bahan, tinggal cari kalimat tepat dan menurut kaidah bagaimana membuat haiku,.. Garis wajah Opa itu kelihatan orang yang keras, suka bekerja, teguh berdirian, tapi bertolak kebelakang dengan penampilan saat tidur,..nampak tua, dan tidak punya ambisi,.. Alhamdulillah, begitulah orang tidur,..pasti tidur Opa nyenyak, karena bisa melepas semua beban Aihhh, itu dia kalimat yang tepat,…..melepas semua beban Ayoo, pelan-pelan ndak usah tergesa-gesa,.. Jangan deh om,.. lagi nggak pengin nulis ringkas,. Yoi, terserah Monita, kalau pas mood saja ditulis lagi ya,.. Bagian ini salah satu yang paling saya suka, ketika Monita menjelaskan pengertian yang dipahami tentang Haiku,..yang mengagetkan dan mencengangkan bagi saya yang usianya sangat jauh dari Monita,..baru kelas 3 SD, dan mungkin juga “meresahkan” bagi guru Haikunya Wahyu Basjir,..ha3x. Haiku itu seperti hasil permenungan,.. dengan kesederhanaan, bisa banyak bercerita,.. dan ceritanya sering tak pernah usai. Monita itu sering suka sama cerita cerita yang tak usai,.. bikin kesan mendalam Kalau sama Papah dulu sering asyik Om,.. nonton film bersama,.. lalu kita bercerita,.. apa yang ditangkep dari film itu. Nah, yang asyik itu kalau ceritera di film itu seperti dongeng yang tak usai,.. asyik deh kita ngobrolinnya Woii, asiiik itu, melihat cara pandang dan memandang suatu hal yang sama,.. apakah memang yg dimaui sutradara/penulis tersampaikan pada penonton/pembacanya Tapi om,.. penulis skenarionya itu sering menyerahkan penonton untuk menyelesaikan sendiri kisahnya,..kisah yang tak usai itu Ya,..biar penontonnya pulang masih membawa rasa penasaran? Iya om,.. emang itu maksud pengarang skenarionya. Kalau skenarionya bagus,..kita bisa tertawa sendiri melihat satu percakapan meskipun tidak lucu, kelucuannya ada di kaitan percakapan atau alur cerita sebelumnya. jadi lucunya bukan slapstick. Slapstick itu lucu yang tertera langsung ya? lewat gerakan spontan atau ucapan yang langsung. Bener apa bukan om? Iya bener, kurang lebih begitu, dan atau dibuat2x biar keliatan lucu, padahal kadang tidak logis, ada juga gerakan lucu spontan/kata2x yang bukan slapstick,..ya karena memang lucu. Iya, tidak smua yang slapstick itu bodoh kok, ada juga yang memang lucu. Kalau seperti lawak OVJ? Emang lucu sih OVJ itu apa? Opera Van Java Om!!!,..nggak pernah nonton ya? Om kurang gaul kali! Wkwkwkwkwkwk, rasain lu,..Omnya kurang gaul. Menurut Mama, mereka terlalu mengandalkan speed,.. Mamah pernah kasih kesimpulan keren Om,.. Soal lawakan di tivi. Menurut Mamah, media sangat jahat. Ini kalimat Mama asli, Monita ingat betul karena susunan kalimatnya keren! Mamah: media televisi telah berlaku sewenang wenang dengan mengartikan kocak = tolol. Sungguh om, aku suka istilah Mamah! Keren, tajam dan sinis Pipis sebentar ya om, jangan pergi meninggalkan Yoi, aku tunggu Gini ya om, biar Monit jelaskan maksud Mama, televisi itu tanpa disadari menanamkan persepsi tentang sesuatu hal. Misal: persepsi tentang cantik, karena yang muncul di tivi, cantik adalah kulit yang putih, “gigi” (ralat Om: hidung!) yang mancung, wajah mirip-mirip bule, maka persepsi itu tertanam kuat di penonton. Padahal, cantik itu bukan cuma hal fisik, bisa juga kecerdasan. Om ngerti maksudku kan om? Yoi, Om ngerti penjelasan Monita. Monita amati iklan-iklan di TV sekarang to? 15-20 tahun lalu, yang namanya iklan itu menawarkan sesuatu yg lebih baik dari produk sejenis, sekarang tidak hanya itu, lebih jauh lagi bagaimana iklan di TV bisa menggiring persepsi publik atas kebutuhannya, atau menciptakan kebutuhan baru yang seolah2x itu memang dibutuhkan. Aihhh, kok bener sekali ya om! pemikiran kita sama om Itu salah satu jahatnya media, tp memang sulit dibendung,..kita yg harus bisa menyensornya sendiri Gdubrak, terkaget lagi,.. Kapitalismis itu memang seperti itu om, suatu yang sebenernya sekunder, tapi dibikin jadi primer untuk tujuan dagang Ya salah satunya begitu, yang lebih jahat lagi dari kapitalisme adalah bagaimana produsen dijadikan konsumen. Aihh, bener. kapitalisme, maaf ya om. salah sebut Contoh petani, petani Indonesia itu sekarang sudah bukan lagi produsen pangan, sudah jadi konsumen, karena semua bahan produksinnya beli, tanah sewa, makanpun beli. Belum lagi kalau nanti ke depan ada namanya copyrights. Jadi buruh di negerinya sendiri / atau jadi budak di negerinya sendiri yang kaya raya Persis yang dikatakan presiden pertama ya om. Merhaenisme, mencangkul tapi nggak punya sawah, masya Allah, aku lupa nama presiden pertama om! Presiden pertama itu Ir Sukarno,.. Astagfirrullah, aihhhh, bener. bikin malu aja, nama presiden kok bisa kelupaan 5-10 tahun lalu,..ketika Om Tanto di Bangladesh,..banyak orang Bangladesh tahunya presiden RI itu masih Ir Sukarno. Hihihi. seperti orang Madura saja. ngertinya presidennya Pak Gus Dur. Ehh Om,.. tentang pertanian keterkaitannya dengan kapitalisme. Monita tuh pernah baca artikel bagus banget. Disitu disimpulkan, petani itu dibikin agar tergantung dengan pupuk, aku masih ingat jelas artikel itu om. Mencontohkannya begini: penulis mengandaikan kapitalis seperti memberi kerupuk, tiap makan diberi kerupuk, selalu dan selalu diberi krupuk, awalnya kelihatan enak, setiap makan diberi kerupuk. Lama lama, kerupuk menjadi kebutuhan. Orang tak bisa makan kalau tidak dengan kerupuk. Kerupuk yang awalnya cuma melengkapi makan akhirnya menjadi kebutuhan utama. Orang tak bisa berpikir tentang nasi, yang lebih terutama harus ada kerupuk dulu. Terus, hal itu seperti pada pertanian, orang tani dibikin tergantung dengan pupuk, lalu kapitalis dengan sewenang wenang memainkan harga krupuk/pupuk tadi. aihh, artikelnya bagus om, aku ingat banget. [caption id="attachment_153473" align="alignright" width="180" caption="Membaca,..salah satu dunia yang sangat digemarinya"]
![1325557341814798057](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/5570c74b0423bdec378b4568.jpeg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI