Mohon tunggu...
JoelItamed
JoelItamed Mohon Tunggu... Human Resources - ...

Gloomy Disposition

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Sebuah Buku

9 November 2018   20:06 Diperbarui: 9 November 2018   20:11 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film ini mengisahkan tentang seseorang berdarah Belanda yang tidak mendukung kekerasan yang terjadi pada umat manusia terutama Indonesia. Film ini tentu saja memiliki latar belakang penjajahan yang dilakukan Belanda pada Indonesia. Bercerita mengenai seseorang melawan kerakusan manusia di dunia yang mengakibatkan ketidakadilan di dalam cara memperlakukan sesamanya. Film ini diangkat dari sebuah buku yang bercerita mengenai kisah nyata si penulis. Buku yang pernah dikirimkan kepada petinggi-petinggi Belanda pada masa itu, yang ditulis oleh Multatuli atau Douwes Dekker.

Di awali dengan kisah Multatuli yang datang ke Lebak, Banten dan menjadi asisten residen di Lebak. Awal hidupnya menjadi asisten residen terlihat baik-baik saja. Sampai pada suatu saat ia akhirnya dapat melihat tindakan-tindakan jahat dari karesidenan itu sendiri. Seperti melakukan tanam paksa atau melakukan tindakan pemerasan kepada masyarakat Lebak itu. Tindakan jahat ini bukan dilakukan oleh Belanda sendiri namun lebih cenderung kepada Bupati Lebak dan seluruh anggota karesidenannya yang berdarah Indonesia itu sendiri. Meskipun pada saat itu Indonesia belum terbentuk namun, karesidenan dan anggota-anggotanya seharusnya dapat mendukung masyarakat-masyarakat sedarahnya. Penyebab hal ini mengacu pada suatu problematika yang masih tidak bisa terlihat oleh Multatuli. Sampai pada akhirnya Multatuli mencoba mengajukan gugatan untuk Bupati dan karesidenan kepada Gubernur yang dipimpin oleh Belanda.

Usaha itu gagal, bupati menang dan Multatuli dipindahkan ke Ngawi. Jabatannya dicabut oleh Belanda. Pada akhirnya ia menyadari sesuatu kejanggalan yang menyebabkan kekalahannya, yaitu korupsi. Menyadari hal itu, ia pun menulis buku berjudul Max Havelaar. Pada akhir kalimat dibuku ini dikatakan bahwa buku ini bukanlah sebuah roman namun gugatan. Gugatan akan tindakan korupsi, pemerasan, penganiayaan yang dilakukan pejabat Indonesia dan juga Belanda.

Dari film ini banya yang dapat kita pelajari. Indonesia tidak hanya dijajah oleh Belanda namun dijajah oleh bangsa Indonesia itu sendiri yang memilikki sifat kerakusan dan tidak pernah puas diri akan yang dimillikinya. Sifat inilah yang menyebabkan penderitaan rakyat dan tidak berkembangnya Indonesia dalam mengatasi persaingan antar negara-negara lain. Oleh karena itu, hai generasi penerus bangsa, hai Indonesia, janganlah menjajah dirimu sendiri dengan keegoisan dan sifat tersebut. Pada akhirnya itu semua sama saja dengan DOSA.

Resources: 

https://historia.id/persona/articles/150-tahun-max-havelaar-vqlyD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun