Mohon tunggu...
Joel Alta
Joel Alta Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cantik bukan untuk dipuji; Jelek bukan untuk di hina; Miskin bukan untuk di caci; Kaya bukan untuk di bangga; Kita disini: jitucell.com // habatekno.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelangi setelah Hujan

17 September 2014   03:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:28 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jum'at malam kemarin, air bah datang. Akibat hujan semalaman, debit air naik dan sungai tidak bisa menampungnya lagi. Air tumpah ruah kepedesaan. Menghanyutkan apa saja, membawa semuanya ke kuala, semua tidak tersisa. Kamu ditemukan warga sekitar-aliran sungai tersangkut di dahan jati, dan mereka membawamu kemari, bersama beberapa orang yang berhasil diselamatkan" dia bercerita panjang lebar.

Air mata tak terasa mengalir membasahi wajah. Pikiran mulai menerawang, bagaimana Bapak, bagaimana Ibuk, bagaimana Shela, bagaimana Qadar. Aku sesunggukan, nangis tersedu-sedu.

Perempuan itu membasuh mukaku dengan air, terasa hangat. Mengelap pipiku, menggosok-gosok lembut di kepalaku, dan memegang erat tanganku, merebahkan wajahnya dan berbisik di telingaku "Sabar dik, ini cobaan bukan musibah. Kita orang mukmin jangan menganggapnya musibah, Iman kita sedang diuji. Semua akan sembuh, semua akan pulih, semua akan seperti sedia kala. Badai akan pergi, pahala dan rezeki akan kita dapati". Aku mengangguknya pelan. Kemudian dia minta diri, aku kembali sendiri.

***

Sebulan berlalu, aku sudah bisa bicara, kaki sudah bisa digerakkan. Aku mulai tertatih. Berjalan menggunakan alat bantu seperti kursi, punya empat kaki, terbuat dari besi putih dan tidak kuketahui namanya. Biasanya aku lihat di senetron-senetron. Buk Mela terlihat cantik hari ini. Dia mengunjungiku, tidak dengan berpakaian putih-putih, hari ini dia berbusana persis seperti Dian Pelangi, dan mereka hampir mirip seperti kakak adik. "Dik Lisa sudah bisa berjalan ya?" Sapa pertamanya padaku dan dengan senyum khasnya.

Kami berbincang-bincang di teras depan Rumah Sakit Pelita Hati. Iya; Aku sekarang menjalani pemulihan dirumah sakit ini. 15 hari sudah aku dirawat disini. Karena di Kecamatan kami sudah tidak sanggup menangani maka dirujuklah kemari. Disini aku hampir tiap hari ditemani Bu Mela, selain seorang dokter muda perempuan anggun itu juga merangkap Psikiater. Pandai, cantik, dan sangat berwibawa.

Setelah bisa menerima dan berbesar hati atas kepergian Bapak, Ibuk, Shela, dan Qadar yang baru genap berusia 5 tahun - aku adalah yang tertua, Shela umurnya 11 tahun, dan kami hanya terpaut 3 tahun. Aku mulai menjalani rutinitas hari-hari yang kadangkala sedikit membosankan. Makan-tidur-latihan berjalan, hampir itu-itu saja. Sesekali kusibukkan diri dengan membaca-apa saja, biasanya koran bekas yang kutemukan dipos satpam dekat loket pengambilan obat. Hampir seluruh pekarangan Rumah Sakit ini ku jelajahi walau tertatih-tatih.

Sesekali teringat Bapak, Ibuk, Adik-adik selalu air mata tidak dapat ku bendungi. Bapak pernah berucap "hujan sehari dahaga sepanjang tahun tidak akan terasa lagi" tapi hari ini dan mungkin kedepannya mulai berbalik "hujan sehari, dahaga kasih sayang seumur hidup harus ku tangisi".

Karenanya sekarang aku mulai membenci hujan tapi mengharapkan pelangi setelahnya, berharap pelangi membawa Bapak, Ibu, adik-adik bersama bidadari yang hendak turun mandi ke bumi.

Dulu, sewaktu kecil saat masih berseragam TK Bu Guru pernah bercerita pada kami, bahwa pelangi itu Bidadari yang sedang mandi di bumi. Membawa sertanya orang-orang pilihan yang berbudi luhur. Keluargaku pasti selalu serta mereka, pikirku seketika.



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun