Mohon tunggu...
Joel Alta
Joel Alta Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cantik bukan untuk dipuji; Jelek bukan untuk di hina; Miskin bukan untuk di caci; Kaya bukan untuk di bangga; Kita disini: jitucell.com // habatekno.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dekadensi Moral Remaja, Siapa Salah?

20 Oktober 2014   19:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:22 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masa remaja merupakan masa pancaroba, masa dimana anak mengawali kiprah pendewasaan. Pada masa ini, masa pencarian jati diri yang kerap salah arah, remaja cenderung menghalalkan segala cara agar diakui dalam kelompoknya. Ini adalah usia paling rentan, masa dimana rasa penasaran pada beragam hal sebegitu membuncah, sehingga membuat remaja senantiasa mencari jawaban dari apa yang membuatnya penasaran.

Pada masa ini pula, ketertarikan pada lawan jenis mulai bermunculan, rasa yang tidak terbendung (boleh jadi karena spritualnya minim) harus terjadi dengan aktifitas nyata demi mengungkapkan kasih sayang dan pengakuan 'status'.

Pacaran menjadi hal yang sangat lumrah dimana didalamnya dibumbui oleh kontak antar pasangan, mulai dari berpegangan tangan, rangkulan, pelukan, cipika-cipiki, hingga ciuman di bibir sekalipun. Tidak sampai disitu, ada juga yang berakhir dengan getir dimana bisa membuat malu keluarga, dikeluarkan dari sekolah karena hamil pada masa yang belum lumrah, apalagi di luar nikah.

Pengenalan lingkungan yang baik, pembelajaran yang tepat sasaran, pengawasan yang bijak adalah langkah bagus untuk mendapati remaja yang siap memikul beban bangsa di masa depan. Sekolah dan rumah harus sinergi, kemudian lingkungan bergaulnya-pun diberi proteksi. Minimalisir keruwetan moral ini sedini mungkin, atau kita akan menyesal sepanjang masa.

Sejatinya ide tulisan ini muncul ketika saya membuka dan membaca aceh.tribunnews.com kemaren hari (19/10), sungguh saya tercengang melihat kolom berita populer di website Serambi itu yang judul beritanya begini, "Sekitar 46 Persen Remaja Sudah Melakukan Seks Bebas di luar Nikah". Sebuah ironi atau parah lagi, ini adalah sebuah aib bagi bangsa kita yang gebyar spritualnya begitu diagungkan. Bangsa kita telah jauh tertinggal dari budaya dan norma ketimuran, dan condong pada budaya kebaratan. Kapan kondisi ini akan pulih?

Temuan ini turut memperparah dekadensi moral yang dalami remaja kita. Sekali lagi, jangan salahkan remaja, karena kewajiban orang tua-lah mendidik anak untuk taat beragama, taat berbangsa dan taat berbudaya. Kita tidak mungkin meletakkan tanggung jawab pada orang lain untuk kebaikan remaja kita sendiri. Mari saling menjaga, saling mengayomi agar keutuhan agama, adat, istiadat, dan budaya kita tetap lestari di persada pertiwi ini. Mari!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun