Mohon tunggu...
Mbah OONE
Mbah OONE Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Wong Biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tukul Arwana VS Pejabat !!!

29 Maret 2012   02:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:19 1424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam Kompasiana di mana saja berada........aku sangat suka sama om Tukul karena orangnya "Opo onone"  (apa adanya). Saya dari dulu sebelum Tukul terkenal seperti sekarang dan selalu tampil tiap malam di Trans 7 sering lihat menjadi kernet minibus kecil di daerah Tanah Mas tepatnya Brotojoyo Kota Semarang. Memang aku juga kerja dekat di daerah situ. Begitu susahnya om Tukul untuk menjadi sukses seperti sekarang sampai ngutang Mie ayam setiap hari segala ha..............tetapi ini hidup yang benar-benar nikmat kalau dirasakan.

Dan yang paling hebat.............sampai sekarang om Tukul masih seperti dulu dan untuk kehidupannya biasa dan sering memakai sepeda montor untuk kerja dan sudah banyak hal yang dia lakukan untuk masyarakat Indonesia. Biasanya orang kalau kesuksesan di raih dengan segala susah payah dan dulunya hidup melarat dan serba kekurangan akan selalu andap asor di hidupnya seperti om Tukul.

Sekarang ini kekayaan om Tukul sudah tak terelakkan lagi banyaknya................dan itu semua tak datang dari langit maupun komisi suatu proyek ataupun korupsi tetapi di raihnya dengan kerja keras dan kadang-kadang sampai ngutang untuk hidup pada awalnya..........dan menanggung beban malu karena harus kerja kasar dan selalu kepanasan setiap harinya. Dan sudah pantas sekali kalau om Tukul mempunyai rumah mewah..........mobil mewah.............investasi kost-kostan dan sebagainnya.

Aneh bin ajaib kalau Pejabat kita bisa hidup seperti om Tukul walau sudah golongan IVD karena gaji paling banter Rp. 15.000.000,- mungkin malah tidak ada...........apalagi yang golongan IIIC - IIID sudah begitu kaya menjadi milyarder.................dengan gaji maksimal Rp. 5.000.000,- apalagi ada beberapa pejabat setingkat ekselon I di pemerintahan propinsi yang sudah pensiun mampu membeli mobil seharga Rp. 750.000.000,- dan rumah mewah di mana-mana serta kekayaan juga sampai tak terhitung.

KPK kalau mau membasmi korupsi di Indonesia di seluruh departemen dan kementrian seperti kelinci di sarang elang atau srigala tak akan mampu karena semua pegawai negeri dari Jakarta sampai ke daerah setingkat desa sudah mengakar mengenal yang namanya proyek dan komisi. Sudah tak rahasia lagi bahwa uang dari pusat selalu di biarkan beberapa bulan direkening walau proyek seharusnya sudah berjalan karena mereka akan mendapat bunga yang lumayan dari bank. Dan lebih gila lagi uang yang di setorkan ke pihak pelaksana akan di minta beberapa persen untuk orang orang dipemerintah yang mengelola laporannya dan masyarakat di suruh membuat laporan sesuai uang dari pemerintah pusat..........!!

Walau orang Indonesia kelihatan agamis dan sampai-sampai sekarang ini semua sinetron dan kegiatan lainnya di setting dengan konsep agamis ternyata tak bisa menahan orang takut akan Tuhan..........tetapi yang lebih parah orang kelihatan agamis hanya untuk menutupi korupsi dalam kerjaan setiap harinya. Benar-benar bangsa ini sudah parah...............dulu saya kira orang-orang barat itu orang yang paling bejat dan selalu asusila ternyata setelah saya tahu mereka sangat disiplin tentang kehidupan dalam semua aspeknya.

Memang jauh sekali konsep hidup om Tukul dengan para pejabat Indonesia..............mas Tukul dengan konsep hidup sederhana tetapi para pejabat kemilau kemewahan dengan korupsinya...........kapan bangsa ini bisa mempunyai konsep hidup yang baik terutama pejabat pemerintah..............!!! kita selalu mau belajar dan belajar untuk maju..........pilihlah Presiden dan para wakil yang keras kepala dan tak pernah mengeluh tentang membangun bangsanya......................Indonesia pasti bisa !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun