Mohon tunggu...
Mbah OONE
Mbah OONE Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Wong Biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Satrio Piningit

7 Maret 2012   05:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:24 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan menciptakan manusia dengan unik karena semua manusia walau kembar indetik tak akan memiliki sifat-sifat yang sama, dan ini mempengaruhi kualitas berpikir dari masing-masing individu. Pada awalnya manusia lahir dalam kondisi yang sama telanjang dan dengan pemikiran yang putih tak ada sesuatu yang ada dalam pemikiran manusia pertama dilahirkan, hanya bisa menangis kalau lapar untuk minta susu dan terasa tubuhnya yang mungil tak merasa nyaman. Bayi akan diam kalau mendapatkan cukup susu dan nyaman keadaan tubuhnya. Sebenarnya sifat-sifat identik akan muncul karena perpaduan sifat kedua orang tuannya tetapi hanya sedikit berpengaruh, dan lingkunganpun tak seberapa banyak bisa mempengaruhinya. Memang pada awalnya anak usia 1-3 tahun akan selalu meniru apa yang mereka lihat tetapi lambat laun anak akan menemukan sendiri apa yang mereka inginkan dan lama-lama akan menjahui pola pikir kedua orang tua untuk menentukan keputusan.

Jangan berpikir anak-anak kecil tak mempunyai keinginan bebas yang mungkin melenceng jauh dari apa yang diinginkan orang tuanya, kebayakan anak-anak yang pemikirannya sudah terbentuk orang tua merasa kewalahan untuk menahan tidakan yang dilakukan anaknya. Karena sebenarnya anak-anak ini yang mempunyai pemikiran luas karena ingin serba tahu dan mencoba dan lebih mengkawatirkan adalah menjadi anak pemberontak yang luar biasa pada orang tua. Tetapi jika anak ini bisa mempunyai karakter yang mapan tentang kehidupan sudah barang tentu anak demikian menjadi anak yang luar biasa hebatnya kalau dia sudah menjadi dewasa dan melakukan pertarungan di kehidupan.

Sekelumit cerita ini hanya sebagai ispirasi kita bersama, bahwa sebenarnya jiwa pemimpin akan menentukan keberhasilan suatu perusahaan atau lembaga akan semakin berjaya atau tengelam. Mengapa demikian...............karena seorang pemimpin sudah pasti seorang pemikir bukan dan sudah tentu bukan seorang pekerja. Kalau kita mau belajar dari kerajaan zaman dahulu untuk memilih pemimpin perang yang handal atau panglima, pastinya banyak tua-tua dilibatkan dan sampai-sampai orang yang dianggap paling sakti di kerajaan itu untuk bersemedi dan mencari orang tersebut sampai kepelosok-pelosok desa hanya untuk menemukannya.

Seorang Pemimpin hendaknya seperti panglima perang yang hebat yang mempunyai wibawa, penyusun strategi dan komando yang terintegritas pada semua pasukkan perangnya. Dan semuanya itu tidak mudah ditemukan dalam semua sosok pribadi karena orang-orang ini mempunyai kelebihan yang diberikan oleh PenciptanNya. Mungkin dalam seratus orang hanya 2 atau 1 orang yang mempunyai pemikiran demikian, mungkin juga perseribu karena itu zaman kerajaan dulu untuk mencari panglima perang sampai-sampai raja mendatangkan semua pemuka kerajaan untuk bersemedi untuk mendapatkan orang tersebut karena zaman kerajaan, seorang raja membutuhkan orang yang seperti ini untuk melanggengkan tahtanya dan memperluas kerajaannya.

Seperti juga zaman sekarang untuk memilih pemimpin suatu lembaga atau perusahaan di butuhkan orang yang mempunyai wibawa, pembangun strategi yang hebat dan komando yang terintegrasi dengan semua anak buahnya. Wibawa dapat diperoleh hanya dengan memberi contoh disiplin bertingkah laku dan berpikir di hadapan anak buah tanpa banyak bicara, mengusahakan sedikit memisahkan diri dengan asumsi tak terlalu dekat dengan anak buah. Jika seorang pemimpin terlalu dekat dengan anak buah menyebabkan banyak hal yang bisa mempengaruhi keputusan karena banyak orang yang bisa memberi pengaruh. Dan biasanya wibawa sudah ada pada diri seorang pemimpin sejak lahir karena memang orang tersebut mempunyai karakter yang kuat.

Pemimpin adalah seorang pemikir yang ulung dan berpikir simple dan cepat (smart) karena dia merupakan orang pengerak motor perusahaan atau lembaga, suatu perusahaan diam, bergerak, maju adalah di tangan pemimpin. Seorang pemimpin haruslah seorang yang selalu bergerak cepat dalam segala hal dan mempunyai mobilitas tinggi dalam berpikir dan bertingkah laku sehingga bawahan akan yakin akan keberhasilan suatu lembaga atau perusahaan. Dalam bekerja seorang pemimpin yang cerdas pastinya selalu berangkat paling awal dan pulang paling akhir karena seorang pemimpin adalah background cara pikir lembaga atau suatu perusahaan. Kerja keras pasti karena sesuatu untuk mengerakkan lembaga atau perusahaan yang bisa maju dan berkembang dibutuhkan pemikiran dan tenaga yang all out, kadang-kadang bisa mengabaikan keluarga.

Kenapa di butuhkan seorang pemikir....??? karena seorang pemimpin mempunyai kebijakan atau sasaran yang terukur dan selalu menganalisa setiap apa yang sudah pemimpin putuskan untuk dilaksanakan bawahannya dan analisa itu untuk memberikan putusan berikutnya semakin baik. Seorang pemimpin harus membawa keinginannya untuk menumbuh kembangkan lembaga atau perusahaan ke dalam mimpi-mimpinya sehingga semua energinya akan membawannya kesuatu titik yang sudah terpatri di dalam alam bawah sadar.

Seorang pemimpin adalah pusat komando yang terintegrasi kepada semua bawahannya dengan selipan wibawa di dalamnya, karena tanpa wibawa pusat komando tak ada artinya..................komando seorang pemimpin sangat di butuhkan untuk mensinkronkan antara putusan yang diambil oleh seorang pemimpin dengan semua wakil dan bawahannya dan selalu terjalin kordinasi yang selalu terbuka tentang hasil yang sudah di raih. Pemimpin selalu mengadakan rapat evaluasi atas kinerja anak buah sebisa mungkin setiap akhir pekan, karena evaluasi merupakan alat yang sangat berharga untuk mengamati kebijakan seorang pemimpin dapat berjalan atau tercapai sesuai tarjet atau tidak.

Saya sangat tergelitik menulis ini karena begitu banyak orang yang harus terkorban akibat suatu lembaga atau perusahaan salah memilih pemimpin, karena jika lembaga atau perusahaan kolap bukan hanya dirinya sendiri yang menjadi korban tetapi banyak keluarga yang menanggung beban dari kesalahan segelintir orang yang ternyata tak bisa membawa suatu lembaga atau perusahaan ke depan yang lebih baik tetapi malah menjadi hancur berantakan, hal ini disebabkan karena tidak semua orang bisa menjadi pemimpin dan hanya orang-orang pilihan Tuhan yang bisa menjadi pemimpin yaitu ahli pemikir yang sudah dari sananya dan itu yang harus di cari lembaga atau perusahaan seperti zaman kerajaan dulu.................sampai memanggil tua-tua dan orang pintar dan beberapa pertama untuk menentukan seorang panglima perang................jayalah Indoneisa !!!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun