Mohon tunggu...
Mbah OONE
Mbah OONE Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Wong Biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres "Adu Ketokohan Prabowo Vs Jokowi"

7 Juni 2014   15:15 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:51 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pileg dan Pilpres sekarang ini itu hampir sama persis dalam persepsi pilihan rakyat yaitu ketokohan atau pigur yang di pandang baik oleh masyarakat. Maka dalam pileg 2014 banyak sekali lembaga survey errore terlalu besar, karena kebanyakan lembaga survey menanyakan pada pemilih tentang nama partai yang mereka inginkan dan tidak pada siapa tokoh yang mereka suka atau pilih nantinya, baru direlasikan ketokohan tersebut dengan suara partai.

Sudah pasti hasilnya berantakan untuk partai tengah yang notabene kebanyakan pemilihnya adalah masyarakat bawah. Memang sih yang salah saya kira cuma PD, PPP, PKB, PKS dan yang lainnya sesuai dengan survey yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survey se Indonesia.

Untuk pilpres 2014 ini sudah hampir pasti 100% survey benar jika survey itu dilakukan oleh lembaga survey yang independen. Saya pikir seperti LSI, SMRC lebih akurat dari pada yang lain dan baru kemarin LSI mengeluarkan hasil pollingnya dan hasilnya untuk wilayah Indonesia bagian Barat : JoKowi – JK 34,..% dan Prabowo – Hatta 24,..%, wilayah Indonesia bagian Tengah : JoKowi – JK 36,..% dan Prabowo – Hatta 23,..%, wilayah Indonesia bagian Timur : JoKowi – JK 42,..% dan Prabowo – Hatta 12,..%.

Hasil polling ini saja saya masih ragu LSI masih ada rasa kesan tidak enak dengan kubu Prabowo – Hatta, karena memang LSI masih melihat ada hampir 15% pemilih yang ragu, tetapi LSI juga menekankan bahwa jika auden di tambah jarak prosentasi semakin menguatkan pasangan Jokowi – JK. Kalau menurut saya mungkin hasilnya Jokowi – JK 60 % sekian dan Prabowo – Hatta 40 % atau kurang.

Dari prosentase di atas kita sudah bisa mengira-ngira sendiri nggak mungkinlah 15% pemilih yang masih ragu-ragu mengarahkan pilihan ke Prabowo – Hatta semua. Kalau kita adil membagi 15% menjadi dua bagian secara otomatis pasangan Jokowi – JK sudah diatas angin atau pasangan Jokowi - JK di beri 5% saja mereka sudah pasti menang, di tambah lagi para komentar pengamat politik yang mengatakan bahwa untuk pilpres 2014 kelihatannya pemilih sudah mengunci pilihannya sejak lama dan kemungkinan untuk berpindah kelain hati itu hal yang mustahil.

Mungkin juga kubu Prabowo – Hatta melakukan cara pendekatan yang kurang tepat yaitu dengan hanya mengumpulkan banyak partai saja tanpa melihat trak record partai tersebut di mata masyarakat. Dan juga Team Prabowo tidak melihat siapa tokoh yang disuka masyarakat dan siapa tokoh yang tidak di suka masyarakat. Menurut saya pribadi tokoh-tokoh yang tidak di sukai masyarakat yang merapat di kubu Prabowo adalah Amien Rais, ARB, SDA, Fadly Zon, Yang di sukai di lintas partai dari kubu Prabowo adalah Mahfud MD, Rhoma Irama, Ahmad Dhani. Tapi memang beribu sayang ketika Mahfud MD tidak jadi cawapres Jokowi, terus memasang badan menjadi tim sukses Prabowo – Hatta itu menyebabkan pandangan sebagian masyarakat menjadi negative seperti juga halnya Rhoma Irama. Tetapi saya pribadi yakin bahwa pendukung fanatic Mahfud MD dan Rhoma Irama pasti lari ke pasangan tersebut.

Keberuntungan memang sedikit berpihak ke kubu Jokowi – JK, ketika pasangan lain sulit mendapatkan orang yang di pandang baik oleh masyarakat lintas parpol. Pasangan ini justru seperti mendapatkan durian runtuh karena banyak pendiri partai, tokoh partai dan beberapa aktivis reformasi dari partai pendukung Prabowo pindah haluan dan juga para pendukung Jokowi – JK tidak berafiliasi dengan PDIP ataupun Mega dan mereka kebanyakan berada di semua lintas partai politik. Jokowi bagi sebagian besar masyarakat bawah adalah sosok seseorang pemimpin yang ditunggu-tunggu setelah reformasi, sederhana, turun ke tengah-tengah masyarakat secara hangat, masyarakat tidak canggung untuk ngobrol, tegas tapi tidak keras, bijak waktu meminta bantuan pada masyarakat. Ketokohan inilah yang membikin Jokowi menjadi magnet yang terlalu hebat saat ini di masyarakat bawah, sampai-sampai buruh harian saja mau memberikan hasil kerjanya hari itu Rp. 50.000,- untuk menyumbang ke rekening pasangan Jokowi – JK. Saya memang orang yang tak terlalu fanatic dengan parpol maupun capres, bagi saya yang baik itu harus di dukung Jokowi maupun Prabowo baik. Sayang memang ternyata secara ketokohan Jokowi di pandang lebih baik oleh sebagian besar rakyat Indonesia untuk saat ini.

Saat ini masyarakat Indonesia sudah lebih bijak, terlihat sekali masyarakat sudah tidak berpikir presidennya harus Gagah, Tinggi, Ganteng, Pemberani, Beringas untuk berperang. Tetapi saat ini masyarakat sudah berpikir realistis bahwa presiden adalah orang yang bisa memberi teladan hidup, kerja keras, turun ke masyarakat, hangat dengan semua kalangan, mampu dengan cepat mengambil kebijakan yang tepat untuk rakyatnya.

Saya hanya memaparkan keadaan di masyarakat dengan apa adanya tidak tedeng aling-aling untuk menguntungkan pihak Jokowi maupun Prabowo tetapi yang saya tuliskan adalah pemikiran pribadi dan hasil ngobrol teman sekantor dan tetangga sewaktu jaga di pos kampling. Semoga para pendukung Jokowi maupun Prabowo berpikir lebih bijak dan realistis untuk memenangkan capres dan cawapresnya untuk memimpin bangsa Indonesia ke depan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun