Salam kompasianer di mana saja berada, penulis menulis tentang materi UN mungkin sudah beberapa kali tapi memang ada sesuatu hal yang menyebabkan UN selalu masih dipertahankan sampai sekarang yaitu proyek. Bagaimana mau di hapus kalau itu sebuah proyek yang mengiurkan hasilnya untuk beberapa pejabat maupun partai pendukung proyek UN ini. Penulis termasuk orang yang sudah merasakan asam pedasnya UN ini dan bukannya banyak manfaatnya tapi malah banyak membuat generasi muda Indonesia semakin parah masalah kejujurannya. Bukan saja mengajari anak menjadi tak jujur, gara-gara UN ini banyak lembaga pendidikan menjadi tak jujur dan orang tua pun sampai rela tak jujur demi anaknya lulus UN.
Memang saat ini baru trendmark kalau sesuatu itu harus diawasi dengan ketat supaya sesuatu itu berjalan dengan jujur. Penulis bilang bahwa hal ini sesuatu yang salah, bukannya mengatasi permasalahan bangsa malah menambah permasalahan semakin menghancurkan bangsa ini. Gara-gara UN semua lembaga pendidikan menaikkan nilai siswanya baik sekolah yang di pandang nomor 1 di darahnya apalagi sekolah yang ecek-ecek. Karena untuk mendongkark kelulusan siswanya 100% lembaga pendidikan sudah bisa mengukur kualitas nilai siswanya nanti waktu melaksanakan UN. Jadi nilai siswanya sudah di reka-reka untuk menyebabkan para siswa tersebut bisa lulus semua, siapa sih lembaga pendidikan yang mau siswanya ada yang gagal ?!.
Kalau sudah lembaga pendidikan saja tak jujur, orang tua tak jujur dan seperti pendidikan non formal seperti Neutron, Primagama sudah bisa lobi dengan pembuat soal dan percetakan, gimana generasi muda bisa menjadi generasi yang berkualitas ?!, nggak mungkinlah. Yang paling tahu dengan kualitas siswanya ya pasti gurunya yang setiap hari mengajar siswa, karena guru lebih tahu kualitas siswa secara kognitif dan psikomotorik. Siapa yang berhak mengatakan anak lulus atau tidak ?! ya pastinya gurunya yang setiap hari mengajari para siswa belajar mata pelajaran yang di ujikan. Bangsa Indonesia saat ini baru senang-senangnya bilang reformis, tapi kalau kita lihat mereka hanya ingin merubah sesuatu saja tanpa mau berpikir panjang, apakah sesuatu itu efektif ?! sesuai kehidupan generasi muda akhirnya tidak ?! apakah pasti kalau lulus UN siswa hidupnya enak ?!, apakah semua siswa pasti pintar secara kognitif semua ?!.
Kalau penulis boleh jujur, kelulusan siswa untuk UN kalau tidak bocor atau di bocorkan di seluruh Indonesia hanya 25%, bisa-bisa malah lebih rendah lagi dari ini. Pasti pembaca bilang kok bisa ?! mari kita lihat kelulusan test online sertifikasi guru se Indonesia hasilnya mungkin hanya 10% guru yang lulus se Indonesia, jadi kalau di sekolah itu ada 10 guru yang ikut test online sertifikasi hanya 1 guru yang lulus, mungkin malah tak ada yang lulus. Jadi jangan paksalah semua siswa untuk test UN karena kualitas soal itu hanya pantas untuk anak-anak yang maju OSN mewakili Indonesia di luar negeri. Apakah semua sekolah mempunyai kualitas anak yang semuanya lulus uji soal OSN he…………nol besar. Ayo bangsaku jangan mau di bodohi para pejabat negeri ini, karena kita semua yang berhak untuk mengatur negeri ini bukan mereka yang hanya mau uang proyek saja.
Mari kita lagi data dari penulis yang benar-benar valid, ketika di adakan lomba OSN tingkat Kota atau Kabupaten, penulis tak sengaja melihat urutan pemenang dari nomor satu dengan hasil nilai di bagian sampingnya, ketika penulis lihat juara 1 hanya mendapat nilai 66.50 dan yang paling rendah mendapat nilai 10.75. Kenapa bisa demikian ?! ya karena tingkat kesulitan soal sangat tinggi dan hanya anak-anak mempunyai IQ tinggi dan rajin belajarnya yang bisa meraih nilai 66.50 dan lainya ada di bawah nilai 40. Gimana dengan tingkat soal UN ?! untuk soal UN, tingkat kesulitannya juga hamper sama dengan OSN dan kebanyakan soal-soalnya lebih mengukur tingkat IQ seseorang menurut pelajaran itu, jadi memang soal yang sulit untuk anak yang IQ nya rendah. Apakah pengukuran kelulusan yang prosentase 60% bisa di benarkan untuk penentuan kelulusan siswa yang hanya test 3 hari ?! ya pastinya nggak bisa, kalau banyak pakar yang punya hati dan pernah mengajar semua pasti mengatakan STOP UN. Tetapi kalau orang yang dapat kebagian proyek UN, LANJUTKAN UN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H