Mohon tunggu...
Mbah OONE
Mbah OONE Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Wong Biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Super Berliannya Timses Ahok - Djarot (Kampanye Tanpa Biaya)

31 Oktober 2016   08:48 Diperbarui: 3 November 2016   01:08 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat pagi salam Kompasiana dimana saja berada.......

Genderang kampanye untuk pilgub DKI semakin keras di pukul menyebabkan tensi peperangan antar timses semakin kelihatan, karena ini pertarungan politik pastinya semakin banyak intrik yang menjurus ke permainan kasar yang bisa membahayakan lawannya. Entah ini kebetulan atau memang dibuat, belum tahu mana yang betul Timses Ahok - Djarot kelihatannya di pihak yang menyenangkan karena tanpa pernah membayar di media televisi, hampir setiap hari ada saja hal yang di bahas di televisi mengenai Ahok. Kalau nggak salah ni lho ya.......mungkin dari Kakek Nenek, Opah Omah, Ibu Bapak, Papa Mama, Kakak Adik yang sering matanya tanpa berkedip melihat acara televisi nasional kalau ditanya siapa Ahok, pasti semua pada cekatan menjawab Gubernur DKI.

Apalagi dengan munculnya surat Al-Maidah ayat 51, Ahok benar-benar melebihi artis Rafi Ahmad atupun Aliando, dimana-mana orang membicarakan Ahok sampai ke desa-desa terkecil seantero negeri ini. Malah dengar-dengar sudah sampai seluruh dunia membicarakan Ahok, Gubernur yang kasar dan keras dan tak takut mati untuk membangun Jakarta yang lebih baik. Pada awalnya sayapun nggak terlalu percaya apa yang sudah diperbuat orang gila ini tapi setelah melihat sendiri ke Jakarta baru saya paham kenapa Ahok bisa sampai se dahsyat itu.

Kebanyakan orang pasti belum menyadari kok bisa kampanye tanpa biaya ? padahal cerita Sandiaga Uno untuk kenalan sama warga Jakarta dari Oktober 2015 sampai april 2016 dia merogoh kocek hingga 29.3 milyar itu saja hasil survei masih belum memuaskan. Dari Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI sebenarnya tim ahlinya sudah merancang strategi kampanye yang tak perlu mengeluarkan biaya sedikitpun di media nasional terutama televisi. Contoh yang paling oke adalah ketika dia dengan garang menggusur Wisata Sex Kalijodo, tidak ada gubernur sebelum dia yang berani menggusur Kalijodo, ngomong aja nggak apalagi menggusur he.............

Pasti semua media nasional dari yang super wahid sampai yang ecek-ecek semuanya menyiarkan secara live detik-detik penghancuran Kalijodo yang sudah sangat terkenal dari zaman orba itu. Dan tak ada pemuka agama maupun ormas yang memperlihatkan hidungnya untuk menghambat penggusuran Kalijodo karena semua cecunguk tahu kalau Kalijodo adalah sarang prostitusi besar di Jakarta dan menurut semua agama hal itu harus dilenyapkan. Dan semua orang seantero Jakarta dan Indonesia pada tahu kalau Ahok lah Gubernur yang mampu melakukannya, dimata masyarakat Ahok baik, tegas dan berani.

Dari situ orang dari yang tidak waras sampai yang waras cuma diam sambil mangut-mangut, dalam hatinya berucap orang ini benar-benar baik dan tegas, tidak cuma bisa mbacot aja.....sebenarnya semua warga Jakarta sudah tahu bagaimana orang yang memang baik atau cuma ingin terlihat baik. Kalau memang orang itu baik, pasti berani melawan pejabat yang tidak melayani masyarakat dengan baik dan korup dan itu yang saat ini sedang di ubun-ubun semua masyarakat Indonesia. Karena pingin marah tapi tak ada tempat untuk mengadu karena masyarakat sudah apriori dengan para pejabat negeri ini yang sudah gila kekuasan dan harta dari darah rakyatnya sendiri.

Terus lagi masalah Rumah Sakit Sumber Waras dan Reklamasi Teluk Jakarta, Ahok harus bertarung dengan ketua BPK dan orang-orang yang tidak waras dan semuannya pada kecewa ternyata memang Ahok tidak korupsi karena menurut KPK : Orang bisa dikatakan korupsi itu, jika ada niatan untuk memperkaya diri dan terbukti ada aliran hasil korupsi menuju pundi-pundi kekayaan keluarganya, kalau itu tak terbukti KPK maupun BPK tidak bisa menangkapnya. Dan lagi-lagi masalah ini menyita perhatian banyak media nasional yang menyebabkan nama Ahok terus di buru wartawan baik nasional maupun internasional. 

Kalau orang-orang yang berpikiran waras masalah Reklamasi Teluk jakarta semua pada tersenyum, lha itu sudah dari zamannya Buyut Soeharto dan belum jadi-jadi ketika Ahok berkuasa dan itu dilanjutkan semua orang baru pada bacot, ya karena memang pejabat-pejabat dan preman-preman baik di jalanan maupun di dewan tak kebagian sama sekali makanya pada bacot (koplak tenan). Kalau Jakarta dilihat masyarakat seluruh dunia bisa seperti Singapura, masyarakat Jakarta harus tak gagal paham, karena membangun seperti Singapura membutuhkan orang yang tegas, bekerja keras dan memberangus pungli dimana saja berada.

Dan kampanye yang paling hebat adalah kemarin tanggal 14 Oktober 2016 ketika hampir semua televisi nasional menyiarkan ke seluruh pelosok tanah air dan media internasional juga meliputnya, ketika ormas yang berciri khas berseragam putih-putih berdemo di kantor Gubernur DKI  dan itupun katanya sebagian besar bukan warga jakarta tapi dari daerah Bekasi, . Semua masyarakat Jakarta dan Indonesia sudah sangat paham siapa yang berciri khas seragam putih-putih itu, kalau ada beberapa tokoh diluar itu ya paling-paling kakek yang getol ingin jadi presiden tapi tak kesampaian dan beberapa ketua dewan dan masyarakat sudah hafal siapa mereka.

Dari situ tanpa disadari mereka, Ahok semakin di kenal masyarakat dan masyarakat semakin yakin kalau Ahok tak mempunyai niatan untuk menghina Alqur'an sama sekali tetapi hanya memperingatkan lawan politiknya untuk tidak membodohi masyarakat dengan embel-embel agama hanya dengan meyadur salah satu ayat di Alqur'an demi kepetingan politik sesaat. Bersyukur masyarakat Indonesia sekarang sudah cerdas dan tak gampang dihasut hanya gara-gara sesuatu yang belum pasti benar adanya. Ketika masyarakat semakin cerdas untuk berpolitik akan menyebabkan Indonesia semakin maju dan persatuan dan kesatuan NKRI terus terjaga.

Kalau lawan-lawan politik Ahok tidak gagal paham maka otomatis akan berusaha keras untuk menggagalkan kampanye pada tanggal 4 Nopember 2016 nanti karena akan menguntungkan Ahok, karena nama Ahok akan semakin bersinar karena masyarakat sudah apriori karena paling-paling orang-orang yang serba putih itu yang akan mendemo Ahok. Dan masyarakat yang tidak gagal paham pasti sudah tahu kalau Ahok sekarang ini sudah tidak ada di Gubernuran, karena sudah cuti untuk kampanye dan kalau sampai demo menjadi rusuh sudah pasti masyarakat akan mengecap negatif pada ormas tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun