Saat ini semua sekolah dan orang tua yang mempunyai anak kelas 6 SD, 9 SMP dan 12 SMA atau SMK pasti merasa dag dig dug karena merasa kawatir kalau anak yang mereka sangat cintai sampai tidak lulus ujian nasional. Karena saat ini bagi pemerintah keberhasilan siswa adalah memenuhi standar UN untuk bisa lulus dari tiap derajad tingkatan sekolahnya.
Tetapi menurut saya sebagai guru hal ini tidaklah benar kalau seorang siswa untuk lulus hanya di ukur dengan standar NUM yang sudah ditentukan pemerintah pusat, bukannya saya anti dengan keputusan menteri atau pemerintah. Sudah pasti saya sebagai guru Indonesia menginginkan kehidupan anak-anak saya semakin baik dan juga dapat menambah pesatnya atau maju Indonesia kedepan dengan cara pikir yang cerdas, tetapi untuk ini yang dibutuhkan bukanlah standar baku yang ditentukan nasional.
Semua masyarakat Indonesia sebenarnya menginginkan Indonesia menjadi negara yang makmur dan madani (sopan dalam semua aspek berpikir). Untuk mencapai ini dari sisi pendidikan bukanlah tepat kalau pemerintah bersikukuh untuk menerapkan standar kualitas nasional. Karena menurut saya sebagai guru keberhasilan pendidikan bukan karena siswa mendapatkan nilai yang tinggi tetapi lebih dikarenakan kemapanan disiplin dalam bertingkah laku dan berpikir.
Anak mempunyai keunikan yang berbeda-beda dan tak sama setiap individunya, hal ini bisa dibuktikan kalau kita sudah terjun sebagai seorang pengajar dan mengamati perkembangan karakter berpikir anak untuk mencapai hasil yang diinginkan oleh seorang guru. Baik itu hasil mapel maupun cara pikir dalam bertingkah laku dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Kebanyakan anak yang ahli di psikomotorik pasti agak tak berprestasi di afektifnya.........seperti anak yang pandai beryanyi kebanyakan untuk akademis cukup dan anak yang pandai berolah raga seperti bola juga di akademis juga hanya cukup........apakah mereka harus gagal di UN ?.............padahal mungkin mereka yang pandai bernyayi menjadi artis profesional dan kaya raya...............!! dan yang pandai bersepak bola menjadi pemain profesional tingkat dunia...........tetapi ijasah SD aja tak lulus.................?
Jadi menurut saya kelulusan siswa itu dilihat dari berbagai aspek dan yang paling tahu adalah guru dan sekolah di mana anak berada.........! bukan orang lain yang ada diluar sistem yang ada. Sebenarnya dasar pembangunan anak Indonesia yang benar adalah tentang disiplin dalam berpikir dan bertingkah laku karena itu akan membentuk manusia yang siap hidup di masyarakat dengan cara pikir yang benar tentang nilai hidup dan bukan hanya mengejar untuk mendapatkan nilai yang tinggi saja dan kadang-kadang seorang guru tak berarti sama sekali di mata anak dan mendapat pelecehan.
Dengan cara pikir ini akan didapat anak yang sangat profesional disuatu bidang dengan karakter yang benar dihidupnya..................sehingga akan sukses dalam finansial dan bersosialisasi pada lingkungannya. Sehingga banyak orang berpikir bahwa ternyata didikan seorang guru lebih berarti dari pada standar nilai UN yang hanya ditentukan beberapa jam saja.........????. Apakah masyarakat Indonesia masih........mau mendapatkan nilai UN anaknya tinggi tetapi pada akhirnya tak berhasil dihidupnya........!! Benar-benar saya sebagai seorang guru kawatir akan disalahkan anak saya...........dan dipermalukan gara-gara siswa tidak lulus UN tetapi malah dia berhasil dan sukses dalam hidupnya..........................................!!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H